Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

MoU dengan KKP, PBNU Fokus Akses Permodalan dan Pasar Kampung Nelayan Binaan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Kamis, 03 Februari 2022, 23:28 WIB
MoU dengan KKP, PBNU Fokus Akses Permodalan dan Pasar Kampung Nelayan Binaan
Ketua PBNU Umarsyah/Net
rmol news logo Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tengah menyiapkan formulasi yang tepat dan efektif untuk dijadikan model binaan kampung nelayan.

Model itu akan diterapkan PBNU dalam upaya program pendampingan terhadap komunitas masyarakat nelayan di sejumlah daerah untuk bisa meningkatkan kesejahteraannya.

Ketua PBNU, Umarsyah mengatakan fokus PBNU nantinya pada akses permodalan dan akses pasar bagi nelayan perikanan tangkap.

Dijelaskan Umarsyah, sebagai pilot projek, PBNU melakukan kunjungan untuk pencanangan kampung nelayan calon binaan NU di Desa Warloka, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (5/2).

Dikatakan Umarsyah, pencanangan ini bagian dari rangkaian Harlah ke 96 NUyang diselenggarakan di Labuan Bajo, NTT.

"Problematika utama nelayan perikanan tangkap umumnya adalah mengalami kesulitan modal. Baik itu modal kerja yabg berupa sembako dan solar, maupun modal investasi berupa kapal seperlengkapannya dan dan akses pasar. Ini yang harus bisa diatasi tim kita dalam mengimplementasikan MoU PBNU dan KKP," kata Umarsyah, Kamis (03/02).

Meurut Umarsyah, dengan keterbatasan itu maka aktivitas nelayan miskin sarana dan prasarana pendukung. Seperti perlengkapan cold storage, garam dan es. Termasuk miskin sarana dan prasarana jalan menuju akses pasar.

Konsekuensinya, kata Umar, para nelayan harus terburu-buru untuk bisa menjual hasil tangkapannya.

"Ini yang seringkali dimanfaatkan oleh tengkulak, yang tentu saja akan merugikan para nelayan, karena merek mau tidak mau harus menjual hasil tangkapannya dengan berapapun harganya," ungkap Umarsyah.

Berangkat dari realitas kehidupan nelayan itu, Umarsyah menjelaskan, PBNU dalam nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), salah satunya diorientasikan untuk membukakan akses agar mereka bisa mendapatkan pemanfaatan dari sisi permodalan dan juga akses pasar.


Oleh karena itu, lanjut Umarsyah, rumusan strategi dan usaha peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat nelayan yang hendak dilakukan PBNU dalam MoU dengan KKP adalah mengupayakan adanya peningkatan kemampuan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

Selain itu, PBNU akan fokus pada bagaimana memperoleh akses serta perlindungan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

"Program konkretnya bisa berupa strategi peningkatan kepedulian dan kerjasama stakeholder dalam membantu pemberdayaan masyarakat nelayan, serta strategi kerjasama kelompok yang berbasis pada bidang usaha sejenis," pungkasnya.

Rangkaian Harlah NU di Labuhan Bajo mengambil tema "Merawat Jagat Kemaritiman, Membangun Peradaban Nelayan".

Acara dihadiri langsung oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Adapun peserta adalah dari jajaran PCNU dan PWNU di serta perwakilan nelayan di NTT.

Dari unsur pemerintah yang dijadwalkan hadir adalah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, serta Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat.

Salah satu rangkaian acara adalah PBNU bertemu dengan nelayan, memberikan bantuan untuk pembangunan masjid dan balai desa, kemudian makan ikan bakar bersama-sama dengan nelayan.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA