â€Keturunan apa pun, apakah keturunan Tionghoa, keturunan Arab dan keturunan India, mari kita berbuat yang lebih baik,†kata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Nasdem, Enggartiasto Lukita dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/2).
Dengan persatuan dan pandangan yang sama, maka urusan bangsa dan negara menjadi tanggung jawab bersama.
"Di manapun kita berada, apa pun peranan kita, sekecil apa pun kontribusi kita, kita harus lakukan itu demi Indonesia,†tambah mantan Menteri Perdagangan ini.
Semangat saling menjaga dan menghormati antarsesama sudah ditunjukan oleh Presiden Joko Widodo. Selama periode pertama hingga periode kedua, kata dia, Presiden Jokowi tidak pernah membeda-bedakan.
"Tidak pernah dilihat latar belakang apa, agamanya apa, sukunya, tidak ada. Beliau tidak mempedulikan itu. Jadi benar-benar menyamakan semua status warga negara itu sama diberikan hak yang sama," lanjutnya.
Mengenai keberagaman, Enggar mengaku pernah mengalami pengalaman pahit semasa masih menjadi mahasiswa di Bandung, Jawa Barat. Sejak mahasiswa, ia mengaku kesulitan karena berasal dari keturunan tionghoa.
Semasa mahasiswa, ia lantas memberanikan diri untuk datang ke presidium dewan mahasiswa dan bergabung ke dalam organisasi kampus.
"Saya Kristen dan keturunan China. Tapi, saya tidak mau diperlakukan berbeda. Saya enggak mau dibedakan dan saya tidak mau membedakan diri,†lanjut Ketua Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) 2012�"2022 ini.
Berbekal mental baja, ia pun memberanikan diri masuk ke dalam dunia politik dan menjadi anggota DPR RI selama tiga periode.
â€Saya mau bersama-sama membesarkan partai (Nasdem) dengan Pak Surya Paloh, karena saya terlibat sejak awal di Ormas Nasional Demokrat," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.