Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rektor ITB-AD: Saya Gagal Paham dengan Rekomendasi Sawit Jadi Tanaman Hutan dari IPB

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 09 Februari 2022, 10:57 WIB
Rektor ITB-AD: Saya Gagal Paham dengan Rekomendasi Sawit Jadi Tanaman Hutan dari IPB
Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD), Mukhaer Pakkanna/Net
rmol news logo Langkah Fakultas Kehutanan IPB University dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia merekomendasikan dalam kajian akademisnya bahwa sawit sebagai tanaman hutan menuai kritik tajam dari sejumlah kalangan.

Teranyar, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD), Mukhaer Pakkanna mengaku gagal paham dengan rekomendasi dari IPB tersebut.

Mukhaer Pakkanna menilai semua orang sudah berpikir sama bahwa sawit mulai dari hulu hingga hilir selalu bermasalah. Sebab, sawit merupakan tanaman monokultur, ekspansif, mengurangi keanekaragaman hayati, dan rakus air.

“Selain itu juga selalu bermasalah secara ekologis dan sosial,” urainya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Rabu (9/2).

Di tingkat hulu, sambung Mukhaer, petani dan masyarakat di sekitar perkebunan sawit hanya jadi kacung.

Sementara pemodal raksasa acapkali merawat mereka yang alih-alih meningkatkan kesejahteraan petani, faktanya mereka dijadikan pelengkap penderita. Hal ini mirip usaha perkebunan zaman kolonial.

Sedangkan di tingkat hilir, pemilik perkebunan sawit mengeruk keuntungan super jumbo di tengah meroketnya harga minyak goreng.

“Harga CPO melangit. Sementara konsumen minyak goreng teriak nyaring terhadap hilangnya peredaran minyak goreng di pasaran,” tegasnya.

Pemerintah dalam menanggulangi harga minyak goreng sekadar menghadirkan kebijakan tambal sulam dan tidak menyelesaikan persoalan strukural, fundamental, dan tidak jangka panjang.

“Terlihat pendekatan yang nirvisi. Tak dinyana, sekelompok akademisi menjustifikasi sawit adalah tanaman hutan. Sekali lagi, saya gagal paham,” tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA