Presiden Jokowi melihat banyak sebaran konten yang mengejar
clickbait semata. Hal ini berakibat pada miss-informasi.
Jokowi memaparkan, perubahan drastis
landscape persaingan media di era disrupsi sekarang ini menimbulkan berbagai persoalan yang epik. Karena muncul sumber-sumber informasi alternatif di berbagai platform digital.
"Tumbuh suburnya trend informasi yang semata mengejar jumlah klik atau
views, membanjirnya konten-konten yang hanya mengejar viral, masifnya informasi yang menyesatkan atau adu domba, sehingga menimbulkan kebingungan bahkan perpecahan," kata Jokowi secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Jokowi tak memungkiri selama dua tahun terakhir perusahaan dan insan pers dihadapkan dengan sejumlah dinamika masalah yang tak mudah. Misalnya tekanan akibat pandemi Covid-19 dan disrupsi digital.
"Dan juga mengatasi tekanan dari berbagai
platform raksasa asing yang menggerus potensi ekonomi dan pengaruh media-media arus utama," tuturnya.
Maka dari itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap media-media arus utama atau
mainstream bisa menjawab berbagai tantangan yang ada saat ini dengan perubahan tata kelola yang sesuai zaman.
"Dalam kondisi yang penuh tekanan ini, media-media
mainstream, arus utama, harus secepat-cepatnya bertransformasi, harus semakin inovatif meningkatkan teknologi untuk mengakselerasi pertumbuhan yang sehat," katanya.
"Dan membanjiri kanal-kanal dan
platform-platform dengan berita-berita baik yang mencerdaskan maupun mengisi konten-konten yang berkualitas, dan menjadikan kepercayaan serta integritas sebagai modal untuk merebut peluang-peluang yang ada," demikian Jokowi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: