Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS), Arman Salam menganalisa, dalam sebuah pertarungan politik, hukum besi kemenangan seorang calon presiden adalah calon harus dikenal oleh publik, disuka, diterima dan terakhir didukung.
Menurut Arman, kesalahan analisa dalam survei biasanya orang hanya melihat dukungan saja atau elektabilitas calon tanpa menelaah potensi calon lain yang mungkin bisa mengalahkan calon dengan elektabilitas tinggi mengingat pengenalan calon tersebut yang masih rendah.
Arman pun kemudian menyebutkan ada 3 faktor yang menjadi pertimbangan publik dalam memilih calon presiden, pertama
personality, kedua kinerja dan rekam jejak.
Analisa Arman, sosok Erick Thohir adalah salah satu tokoh yang memiliki 3 variabel itu, baik dari sisi kinerja, rekam jejak dan karakter personalnya.
"Variabel tersebut misalnya dari sisi kinerja yang dinilai cukup baik dalam memberikan pelayanan prima, sentuhan dan tatanan baru kepada BUMN yang sebelumnya carut marut kini lebih baik dan profesional," demikian kata Arman kepada
Kantor Berita Politik RMOL," Kamis (10/2).
Pandangan Arman, peluang Erick makin menguat setelah akhir-akhir ini mantan Ketua Tim Jokowi-Maruf Amin ini melakukan penetrasi politik ke jaringan masyarakat dengan cara terukur. Salah satunya ke simpul NU.
"Kedekatan Erick dengan NU dan kini menjadi primadona NU sebagai Capres adalah bukti kalau Erick adalah figur yang patut diperhitungkan," pungkas Arman.
Meski demikian, Arman mengingatkan, jika dibanding dengan calon yang lain, Erick masih memiliki tingkat pengenalan yang rendah.
Tingkat kesukaan pada Erick yang tinggi tambah Arman, merupakan potensi bagi Erick menggenjot elektabilitasnya.
"Jika tingkat pengenalan bisa digenjot lebih keras maka dukungan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya popularitas," demikian pandangan Arman.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: