Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jatam Sulteng Desak Komnas HAM Investigasi Tewasnya Seorang Pendemo Tolak Tambang Emas

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Minggu, 13 Februari 2022, 20:59 WIB
Jatam Sulteng Desak Komnas HAM Investigasi Tewasnya Seorang Pendemo Tolak Tambang Emas
Ilustrasi Komnas HAM/Net
rmol news logo Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Komnas Perempuan didesak untuk segera melakukan investigasi atas tewasnya seorang massa aksi unjuk rasa menolak tambang emas oleh PT Trio Kencana di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Desakan itu disampaikan langsung oleh Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Sulteng pasca tewasnya seorang massa aksi unjuk rasa yang diduga terkena tembakan peluru dari aparat kepolisian pada Sabtu malam (12/2).

"Mendesak Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk segera melakukan investigasi mendalam, terkait dugaan tindak pidana aparat kepolisian yang diduga sebagai pelaku penembakan massa aksi yang telah tewas," bunyi tuntutan Jatam Sulteng yang diterima Kantor Berita Politik RMOL dari Kepala Departemen Riset dan Database Jatam Sulteng, Ramadhani, Minggu (13/2).

Selain itu kata Ramadhani, Jatam Sulteng juga mendesak Kapolri untuk menarik seluruh aparat kepolisian dari lokasi serta memproses hukum aparat kepolisian terduga pelaku penembakan.

"Sekaligus memproses hukum Kapolres Parigi Moutong yang gagal mencegah terjadinya korban tewas dalam penanganan aksi massa," tegasnya.

Ramadhani menjelaskan, kejadian bermula ketika warga dari tiga kecamatan menggelar aksi tolak tambang menuntut Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura untuk mencabut izin tambang PT Trio Kencana pada Senin (7/2).

Gubernur Sulteng melalui Tenaga Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan Antar Lembaga dan HAM, Ridha Saleh kata Ramadhani, berjanji untuk menemui massa aksi sehingga bisa mendengar aspirasi dan tuntutan warga.

Janji Gubernur Sulteng itu pun selanjutnya ditagih oleh masyarakat pada aksi Sabtu (12/2). Warga yang menggelar aksi sejak pagi hingga malah hari ini terus menunggu, namun orang nomor satu di Sulteng tak kunjung datang menemui massa aksi.

"Warga yang kecewa lantas memblokir jalan di Desa Siney, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong. Pemblokiran itu diharapkan bisa memantik respon Gubernur untuk segera bertemu dan mengabulkan tuntutan warga untuk mencabut izin tambang PT Trio Kencana," jelas Ramadhani.

Warga lantas dibubarkan secara paksa oleh aparat kepolisian yang berjaga. Dari video yang beredar kata Ramadhani, terdengar letusan tembakan yang berulang-ulang dari arah aparat kepolisian yang berjaga.

"Dalam insiden itu, seorang massa aksi atas nama Aldi tewas, diduga terkena tembakan peluru dari aparat kepolisian," ungkap Ramadhani.

Ramadhani menerangkan bahwa, perjuangan penolakan tambang emas PT Trio Kencana oleh warga di Kecamatan Toribulu, Kasimbar, dan Kecamatan Tinombo Selatan, Sulteng sudah berlangsung sejak lama.

Berbagai aksi penolakan telah dilakukan sejak Kamis 31 Desember 2020, Senin 17 Januari 2020, Senin (7/2), hingga puncaknya pada Sabtu kemarin (12/2).

"Penolakan warga atas tambang emas PT Trio Kencana, itu disebabkan luas konsensi tambangnya yang mencapai 15.725 hektare, mencakup lahan pemukiman, pertanian dan perkebunan milik warga," pungkas Ramadhani.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA