Data dari The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL) Southeast Asia dan Rumah Presisi Indonesia mengurai bahwa terjadi peningkatan kompetensi, produktivitas, kebekerjaan, kewirausahaan, serta pendapatan dari para penerima Kartu Prakerja.
Atas alasan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, selaku Ketua Komite Cipta Kerja menilai bahwa Program Kartu Prakerja bisa dijadikan contoh sukses program pemerintah yang sesuai tema Presidensi G20 Indonesia, yakni Recover Together, Recover Stronger.
“Sehingga Kartu Prakerja bisa direplikasi di negara-negara berkembang lainnya,†ujarnya dalam Konferensi Pers Kartu Prakerja 2022 di Jakarta, sebagaimana dikutip dari laman
ekon.go.id, Kamis (17/2).
Menurutnya, Program Kartu Prakerja telah berhasil menjalankan misi ganda pada masa pandemi, yaitu meningkatkan keterampilan sekaligus menjaga daya beli masyarakat.
Pelatihan dan insentif yang diberikan dalam program ini merupakan respons cepat dan positif atas dampak pandemi Covid-19. Program akhirnya bisa membantu mereka yang kehilangan pekerjaan, termasuk merespon tantangan masa kini berupa disrupsi digitalisasi.
Tercatat, penerima Program Kartu Prakerja telah mencapai 11,4 juta orang terhitung per 11 April 2020. Angka ini didapat dari 22 gelombang pendaftaran.
Airlangga berharap alumni Program Kartu Prakerja bisa terus mengasah pengetahuan, mempraktikkan ilmu yang diperoleh, dan menyempurnakan sikap untuk menjadi pekerja atau wirausahawan yang sukses.
“Pemerintah juga punya Program KUR bagi UMKM. Salah satu persyaratan pembiayaan UMKM adalah know your customer (KYC), dan kalau dia mempunyai sertifikasi penambahan keterampilan dan kompetensi dari Kartu Prakerja akan menambah kredibilitasnya,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: