Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan merombak kabinetnya dalam waktu dekat maka sudah seharusnya mengakomodir Partai Amanat Nasional (PAN) ke Kabinet Indonesia Maju.
"Konsekuensinya harus ke arah sana, PAN perlu dilibatkan untuk memperkuat sekaligus memperbaiki kondisi," ujar Dedi Kurnia kepada
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Senin (21/2).
Adapun, untuk Menteri yang berpotensi direshuffle yakni Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah yang belakangan mengeluarkan kebijakan kontroversial soal Jaminan Hari Tua (JHT) yang baru bisa dicairkan di usia 56 tahun.
"Reshuffle Menaker (Ida Fauziyah) sebenarnya sudah layak sejak lama, karena banyak persoalan yang mengemuka selama ini, terlebih bidang ketenagakerjaan alami kesulitan saat pandemi, pun hingga saat ini," kata Dedi.
Menurut Dedi Kurnia, Presiden Jokowi perlu menempatkan Menaker baru yang mengerti dan mampu mencari solusi tanpa harus mengorbankan kelas pekerja.
Selain itu, ada Menteri lain yang dinilai kontroversial yakni Mendag M Lutfi. Menteri yang diklaim asal PKB itu juga mengeluarkan kebijakan soal ekspor kedelai ke China untuk memenuhi pasokan makanan babi. Padahal, kebutuhan kedelai di dalam negeri sendiri masih sangat dibutuhkan.
"Sementara Mendag, ini dilematis. Satu sisi catatan di atas kertas yang dimiliki pemerintah, situasi perdagangan dianggap baik, tetapi publik merasakan tekanan. Mendag yang baik di mata pemerintah pusat, nyatanya nuga tidak konsisten dengan yang dirasakan publik," kata Dedi Kurnia.
Atas dasar itu, Pengamat Politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menilai bahwa Presiden Jokowi sudah seharusnya mereshuffle Menaker dan Mendag. Lalu, mengakomodir PAN.
"PAN sejauh ini miliki kader berkapasitas cukup banyak, bahkan cenderung lebih tepat dalam mengawal ekonomi hingga tenaga kerja, semisal Sutrisno Bachir, Didik J. Rachbini, atau Zulkifli Hasan sendiri," demikian Dedi Kurnia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: