Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perpanjang Masa Jabatan Presiden, Biar Gibran Bisa Nyapres?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Jumat, 25 Februari 2022, 21:07 WIB
Perpanjang Masa Jabatan Presiden, Biar Gibran Bisa Nyapres?
Presiden Joko Widodo dengan Gibran Rakabuming/Net
rmol news logo Sejumlah Partai mulai mewacanakan perpanjangan masa jabatan presiden hingga tahun 2027, diantaranya adalah PKB dan PAN yang secara terang-terangan mendukung, lalu Golkar dan Nasdem yang sudah memberi sinyal seolah sejalan dengan pendapat tersebut.

Komunikolog Politik Nasional Tamil Selvan secara tegas mengatakan bahwa, perpanjangan masa jabatan presiden adalah 'new nepotisme', karena menurutnya tidak ada alasan yang jelas secara konstitusi untuk mendukung langkah tersebut.

"Kita jangan berdalih masalah covid, luar negeri juga pemilu kok. Lalu pilkada kemarin bisa kita laksanakan. Jadi ini hanya cari-cari pembenaran bagi kelompok yang berkuasa untuk membentuk absolutisme kekuasaan, ini jelas nepotisme gaya baru," terang Ketua Forum Politik Indonesia ini kepada wartawan di Jakarta, Jumat (25/2).

Pengamat dan kritikus yang akrab disapa Kang Tamil ini menduga bahwa perpanjangan masa jabatan presiden hanya sebuah langkah agar Gibran bisa masuk bursa cawapres. Sebab jika pilpres diadakan tahun 2024 usia Gibran belum mencukupi, namun jika pilpres diundur hingga 2027 dimana Gibran tepat berusia 40 tahun maka secara konstitusi Walikota Solo itu bisa dicalonkan sebagai wakil presiden.

"Saya melihat ada arah agar Gibran bisa masuk bursa Cawapres, sehingga dipaksakan perpanjangan ini. Jadi saya bertanya ada apa ini sehingga seolah trah Jokowi harus dipaksakan terus menjabat?" jelasnya.

Disisi lain Kang Tamil mengatakan bahwa dengan perpanjangan masa jabatan presiden ini, artinya Jokowi tidak percaya kepada para calon presiden yang muncul saat ini untuk dapat meneruskan proyeksinya kedepan, termasuk pun para calon dari PDIP yang merupakan partainya sendiri.

"Ini juga mengambarkan bahwa Jokowi tidak percaya pada calon yang ada saat ini, termasuk Puan Maharani dan Ganjar Pranowo yang sama-sama dari PDIP. Tentu ini juga harus jadi parameter Gerindra bahwa belum tentu Jokowi akan mendukung Prabowo. Saya lihat Prabowo akan dikecewakan Jokowi kembali sama seperti 2014," tutupnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA