Hal itu terpotret dalam rilis survei Indonesia Political Opinion (IPO) bertajuk "Dinamika Isu Sosial Kemasyarakatan dan Konstelasi Politik 2024", pada Sabtu (26/2).
"Empat puluh satu persen menilai perlu (reshuffle), 11 persen sangat perlu, 36 persen tidak perlu, 12 persen sangat tidak perlu," papar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam keterangannya, Sabtu (26/2).
Dari presentase itu ada nama-nama yang dinilai paling mendesak untuk diganti oleh Presiden Jokowi di sejumlah pos Kementerian. Mulai dari pos Kementerian bidang ekonomi, Polhukam, Maritim dan Investasi, hingga bidang PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan).
"Bidang ekonomi, Menaker Ida Fauziyah dengan 42 persen," kata Dedi Kurnia.
Selain Menaker Ida, di bidang Polhukam ada nama Menkumham Yasonna Laoly dengan presentase 38 persen. Kemudian, di bidang Maritim dan Investasi nama Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono dengan 29 persen.
Sementara itu, di Bidang PMK, nama Menag Yaqut Cholil Qoumas dinilai publik paling layak direshufflle oleh Presiden Jokowi.
"Yaqut Cholil Qoumas 62 persen," pungkasnya.
Survei IPO digelar pada 15-22 Februari 2022 melalui sambungan telepon kepada 1.220 responden yang dipilih secara acak di 34 provinsi di Indonesia.
Survei IPO ini menggunakan metode
multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat dengan
margin of error 2.90 persen, dan tingkat akurasi data 95 persen.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: