Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gus Yaqut Singgung Gonggongan Anjing, GAMKI: Untuk Keharmonisan Kenapa Harus Tersinggung

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Minggu, 27 Februari 2022, 17:21 WIB
Gus Yaqut Singgung Gonggongan Anjing, GAMKI: Untuk Keharmonisan Kenapa Harus Tersinggung
Sekretaris Umum DPP GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat/RMOL
rmol news logo Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) menanggapi pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut yang viral belakangan ini.

Sekretaris Umum DPP GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat mengatakan, GAMKI yakin Gus Yaqut jelas menyinggung sebagian besar umat Non Muslim yang memelihara anjing dan membuat suara tidak nyaman bagi tetangganya yang beragama Muslim.

Meski demikian, ia mengaku memahami bahwa apa yang dilakukan Gus Yaqut sebagai upaya menjaga agar tercipta suasana lingkungan masyarakat yang harmonis.

"Kami yakin sekali ketika Gus Yaqut menyebut tentang tetangga yang pelihara anjing, pasti menyindir umat Kristen ataupun umat non Muslim lainnya. Kami lihat dia (Gus Yaqut) juga menyinggung kami disitu," kata Sahat kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/2).

Sahat mengaku sudah mendengar video lengkap terkait pernyataan Gus Yaqut. Menurutnya, pernyataan Menteri Agama juga bisa dijadikan introspeksi bagi Non Muslim yang memiliki anjing peliharaan.

Dengan struktur penduduk yang majemuk, Sahat mengatakan masyarakat harus bisa saling menghargai, menghormati satu sama lain khususnya di dalam komunitas masyarakat.

"Pernyataan terkait tetangga yang pelihara anjing itu tidak membuat kami tersinggung. Jika untuk keharmonisan kenapa harus tersinggung," kata Sahat.

Menurutnya, pemeluk agama nonmuslim, contohnya umat Kristen di beberapa daerah memang memiliki anjing penjaga rumah.

Ia juga mengakui bahwa tidak jarang, keberadaan anjing peliharaan penjaga rumah yang sering menggonggong juga membuat umat Muslim terganggu.

"Biasanya, sebagian warga nonmuslim memelihara anjing peliharaan untuk menjaga keamanan rumah, yang kadang kala mungkin karena peliharaannya banyak dan sering menggonggong, akhirnya membuat ribut di sekitar rumah. Yang mungkin salah satunya ada tetangga beragama Muslim yang tidak merasa nyaman," ujarnya.

Atas dasar itu, Sahat berpendapat pernyataan Gus Yaqut terkait anjing bisa dianggap sebagai memberikan pemahaman dan mengingatkan nonmuslim Tujuannya, kata Sahat untuk bisa saling memperhatikan dan menjaga kenyamanan sesama umat beragama.

"Terkadang, apa yang menurut kita baik, belum tentu membuat nyaman tetangga yang ada di sekitar. Terima kasih kepada Gus Menteri yang sudah mengingatkan," tuturnya.

GAMKI, dikatakan Sahat, tidak akan masuk dalam kisruh pasca pernyataan Gus Yaqut yang multi tafsir di berbagai kalangan tersebut. Ia berharap, semua pihak dapat mendengarkan pendapat satu sama lain.

Ia melihat apa yang telah diungkapkan Gus Yaqut tidak dalam rangka membandingkan suara anjing dan adzan seperti yang dijadikan polemik.

"Karena bagi komunitas kami, perkataan Gus Menteri tentang tetangga yang memelihara anjing adalah teguran untuk kami umat Kristen dan Non Muslim yang biasanya memelihara anjing penjaga rumah,” katanya.

Selanjutnya, Sahat menyampaikan, secara garis besar masyarakat Indonesia selalu menjunjung tinggi nilai toleransi.

Dalam berbagai kesempatam, GAMKI selalu bangga untuk menceritakan bagaimana di Indonesia seluruh umat beragama dapat hidup berdampingan.

“Kita hidup bernegara memang perlu aturan untuk menciptakan tertib sosial dan harmoni. Mari kita tebarkan kebaikan. Kami harapkan SE Menteri Agama tidak direspons berlebihan yang justru bisa menimbulkan kegaduhan baru,” pungkasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA