Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Reog Ponorogo Masuk Nominasi Tunggal Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Khofifah Ajak Masyarakat Beri Dukungan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Minggu, 27 Februari 2022, 22:01 WIB
Reog Ponorogo Masuk Nominasi Tunggal Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Khofifah Ajak Masyarakat Beri Dukungan
Gubernur Jatim Khofifah saat bersama pegiat seni reog Ponorogo, Jawa Timur/RMOL
rmol news logo Kesenian Reog Ponorogo berhasil menjadi nominasi tunggal Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage/ICH) yang akan diusulkan Indonesia  ke  United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Reog Ponorogo telah tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Mendikbud RI pada tahun 2013.

Gubernur Khofifah Jawa Timur mendukung penuh dan mengajak semua masyarakat Indonesia turut mendukung baik melalui testimoni maupun dukungan melalui sosial media.
Khofifah  berharap  Reog Ponorogo berhasil lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Khofifah yakin dengan kelolosan itu, kesenian kebanggaan masyarakat Ponorogo, Jawa Timur serta Indonesia ini akan semakin mendunia dan membawa nama baik Indonesia.

Khofifah yakin kesenian Reog Ponorogo telah memiliki nilai luar biasa sebagai syarat untuk mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya tak benda dunia dari UNESC

“Kenapa disebut nominasi tunggal, karena memang reog hanya ada di Ponorogo. Kalaupun reog dimainkan di Medan atau di Makassar misalnya, ya namanya tetap Reog Ponorogo, bukan reog Medan dan seterusnya,” kata Khofifah saat acara Kenduri Seni Reog Ponorogo di Pendopo Kabupaten Ponorogo, Sabtu malam (26/2).

Khofifah mengatakan, dalam seleksi wawancara dengan UNESCO, Bupati Ponorogo juga telah memberikan penjelasan terkait penggunaan bulu merak dan kulit harimau dalam kesenian ini. Bahwa bulu merak tersebut bukan dicabut, akan tetapi memang dalam kurun waktu tertentu bulu merak tersebut lepas sendiri dari tubuh Merak.

“Kemudian yang belasan  tahunan lalu menggunakan  kulit harimau saat  ini sudah diganti  kulit kambing yang kemudian diformat seperti kulit harimau. Kalau dua hal ini sudah terjawab dan meyakinkan UNESCO, InsyaAllah Reog Ponorogo akan lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO,” ujar orang nomor satu di Jatim.

Untuk itu, Khofifah mengajak seluruh masyarakat Jatim terutama kepada para pegiat media sosial (medsos) untuk memberikan dukungan pada Reog Ponorogo agar lolos sebagai warisan budaya tak benda UNESCO. Caranya, dengan mempromosikan dan memviralkan melalui media sosial dan kanal youtube.

“Saya yakin banyak masyarakat Jatim terutama kaum muda ini yang sering bermedia sosial. Bahkan banyak yang jadi youtuber. Nah mulai sekarang kita bisa mempromosikan kebudayaan kita, kesenian kita. Salah satunya Reog Ponorogo ini dengan mengunggah di media sosial agar semakin dikenal luas di dunia,” ungkapnya.

Menurut Khofifah, pengajuan Reog Ponorogo ke dalam Warisan Budaya Tak Benda UNESCO ini menjadi bagian penting sebagai upaya menjaga hak kekayaan intelektual.

Dengan pengajuan ini, hal ini menjadi bagian dalam menjaga agar seni khas Indonesia ini tidak diklaim oleh negara lain.

“Ketika dilakukan proses identifikasi kemudian diusulkan sebagai warisan budaya tak benda semoga akan menjadi unggulan yang diajukan oleh pemerintah Indonesia sehingga seluruh inisiator dan proses budaya yang luar biasa oleh masyarakat Ponorogo menjadi mendunia,” katanya.

“Mohon doa dari kita semua, tidak hanya warga Ponorogo tapi semua di antara kita masyarakat Jatim, masyarakat Indonesia bisa saling memberikan support," pungkasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA