Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

LP3ES: Indeks Demokrasi Indonesia Masih Kebanjiran, Apalagi Kalau Pemilu Ditunda

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Selasa, 01 Maret 2022, 18:55 WIB
LP3ES: Indeks Demokrasi Indonesia Masih Kebanjiran, Apalagi Kalau Pemilu Ditunda
Direktur Center for Media and Democracy LP3ES, Wijayanto/RMOL
Indeks demokrasi Indonesia tahun 2021 yang dikeluarkan The Economist Intelligence Unit (EIU) skornya mengalami perbaikan. Akan tetapi, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) justru menilai sebaliknya.

Direktur Center for Media and Democracy LP3ES, Wijayanto menerangkan, pada tahun 2021 kemarin, Indeks Demokrasi Indonesia menduduki peringkat ke-52 dengan skor 6,71. Jika dibanding tahun 2020, peringkat Indeks Demokrasi Indonesia berada di urutan ke-64 dengan skor 6,3 atau mengalami kenaikan.

Akan tetapi, Wijayanto melihat perbaikan indeks demokrasi Indonesia hanya ditopang oleh tiga indikator demokrasi yang skornya cukup tinggi, yaitu proses Pemilu (skor 7,9), fungsi pemerintahan (Skor 7,86), dan partisipasi politik (skor 7,22).

"Political culture masih buruk sekali yaitu (skornya) 4,28. Dan civil liberties juga masih buruk (skornya) 6,4," ujar Wijayanto dalam diskusi virtual LP3ES bertajuk 'Menunda Pemilu, Membajak Demokrasi', pada Selasa (1/3).

Menurut Wijayanto, skor yang tinggi dari indikator proses Pemilu dan partisipasi politik masyarakat bakal turun, apabila pemerintah benar-benar merealisasikan wacana penundaan Pemilu Serentak 2024.

"Kalau pemilu ditunda atau jabatan presiden (jadi) 3 periode, maka kita tidak bisa lagi menganggap punya Pemilu yang teratur, yang baik, yang demokratis. Maka dengan mudah kita bisa mengatakan skor kita akan jeblok," tuturnya.

Sementara itu, untuk dua skor yang jeblok yakni kebebasan sipil (civil liberties) dan budaya politik (culture plitic), menurut Wijayato mempertegas label yang diberikan EIU terhadap demokrasi Indonesia yang masuk kategori flawed democracies, atau negara dengan demokrasi yang cacat.

"Civil liberties (Indonesia skornya) 6,18. Skor kita ini masih kalah dengan Filipina yang negara otoriter, mereka sebesar 6,76. Tapi ternyata mereka civil liberties-nya masih lebih baik daripada kita,"

"Dan demokrasi kita padahal masih jauh di bawah Malaysia yang skornya 7,24. Jadi demokrasi kita masih buruk, masih flawed democracies. Ibaratnya, rumah yang tadinya kebanjiran seleher turun selutut. Tapi sama-sama masih kebanjiran juga," tandas Wijayanto. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.