Ekonom Faisal Basri memaparkan, Indonesia saat ini kembali menjadi negara dengan pendapatan menengah ke bawah, lantaran tata kelola yang dikerjakan pemerintahan Presiden Joko Widodo tak kunjung membaik.
"Indonesia sudah terjerembab lagi ke
lower middle income country pada tahun 2020,
income per kapitanya turun," ujar Faisal dalam diskusi virtual Paramadina Democracy Forum bertajuk "Wacana Penundaan Pemilu: Membaca Motif Ekonomi-Politik dan Dampaknya pada Demokrasi di Indonesia", pada Rabu (2/3).
Meski pada tahun 2021 kemarin pertumbuhan ekonoi Indonesia sudah membaik setelah setahun pandemi Covid-19, namun secara struktur ekonomi nasional masih belum bisa dikatakan sebagai negara dengan pendapatan menengah ke atas.
"Di tahun 2021 belum bisa kembali. Jadi mungkin kembalinya butuh 3-4 tahun," katanya.
Lebih dari itu, Faisal juga memperkirakan peta ekonomi nasional yang dicanangkan Bappenas sulit untuk direalisasikan, apabila ada penundaan pemilu.
"Bappenas mencanangkan 2036 kita itu sudah ke
high income country. Jadi dari lower ke upper middle baru ke
high income. ke 2036 baru 14 tahun lagi," katanya.
"Tapi baru-baru ini Bappenas mengatakan akibat pandemi, dan bahkan tanpa pandemi pun sudah turun, sehingga akan mundur 7 tahun ke 2043, itu sudah dekat ke 2045 ya," sambung Faisal.
Menurut Faisal, melihat posisi ekonomi sekarang ini sulit bagi Indonesia untuk menjadi negara dengan pendapatan tinggi.
"Hampir bisa dipastikan Indonesia akan gagal menjadi
high income pada ultah emasnya di 2045. Jadi kita akan masuk ke middle income trap," demikian Faisal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: