Program rangkaian Harlah ke-99 NU itu dipimpin langsung oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Replanting ini dilakukan di lahan seluas 317 hektare di Muara Enim, dan menjadi percontohan yang akan diterapkan di sejumlah daerah untuk pengembangan ekosistem perkebunan sawit berkelanjutan.
“Replanting sawit yang menjadi program pemerintah dengan target 180 ribu hektare per tahun. Dalam acara ini, petani diberikan (bantuan) yang sebelumnya Rp 25 juta/hektare, dinaikkan menjadi Rp 30 juta/hektare,†kata Airlangga di Muara Enim, Jumat (4/3).
Dengan bantuan tersebut, petani sawit yang mengelola dua hektare bisa mendapatkan Rp 60 juta, atau Rp 120 juta untuk yang mengelola empat hektare. Program itu nantinya bisa dilanjutkan dengan Kredit usaha rakyat (KUR) untuk modal kerjanya, beli pupuk, dan sebagainya.
“Periode kreditnya diberikan waktu bisa sampai lima tahun. Bunganya 3% dan disubsidi oleh pemerintah,†ungkap Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar ini melanjutkan, anggaran ini juga akan diberikankepada kelompok masyarakat secara umum, dan bisa digunakan untuk pengembangan usaha seperti perkebunan kelapa maupun perkebunan karet.
Dalam kesempatan sama, Gus Yahya menyebut program pendampingan dan kerja konkret bersama rakyat adalah salah saatu serangkaian kerja sama NU dengan pemerintah melalui beberapa kementerian.
“Sepeti kita sampaikan kepada Bapak Presiden bahwa kami ingin NU bisa diperankan sebagai penyangga dari berbagai agenda-agenda negara, dalam hal ini agenda pemerintah untuk kemaslahatan rakyat," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: