Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Siap Kumpul di Sepaku, Khofifah Bakal Bawa Air dan Tanah Majapahit ke IKN Nusantara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Sabtu, 12 Maret 2022, 23:48 WIB
Siap Kumpul di Sepaku, Khofifah Bakal Bawa Air dan Tanah Majapahit ke IKN Nusantara
Khofifah Indar Parawansa saat jalani prosesi "Mendhet Tirto Lan Siti" di kawasan Sumur Upas Candi Kedaton, Trowulan, Mojokerto, Sabtu (12/3)/RMOL Jatim
rmol news logo Menjelang agenda kemah di Ibukota Negara (IKN) Nusantara, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyempatkan diri mengunjungi Trowulan, Sabtu (12/3). Di sana Khofifah mengambil tanah dan air di Kawasan Sumur Upas Candi Kedaton, Trowulan, Mojokerto.

Pengambilan air dan tanah yang dilakukan Khofifah adalah prosesi "Mendhet Tirto lan Siti". Gubernur Khofifah didampingi langsung oleh Bupati Mojokerto Ikhfina, Walikota Mojokerto Ita Puspitasari, para budayawan, serta para sejarawan.

Rencananya, tanah dan air tersebut akan dibawa ke Ibukota Negara (IKN) Nusantara, Sepaku, Kalimantan Timur. Bertepatan dengan agenda kemah bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di IKN, pada 13-14 Maret 2022 mendatang.

Dalam acara kemah bersama tersebut, semua gubernur dari 34 provinsi di Indonesia diminta membawa air dan tanah dari masing-masing provinsi ke lokasi IKN yang nantinya bakal dimasukan dalam kendi bernama Kendi Nusantara.

Pada saat prosesi pengambilan air sumur di Sumur Upas, Khofifah mengambil sejumlah air yang kemudian diletakkan di sebuah gentong yang sudah terisi air serta Siwur di atas bibir Sumur Kedaton yang selanjutnya diisikan ke dalam kendhi.

Selanjutnya, Khofifah menuju tempat prosesi pengambilan tanah berjarak 10 meter dari tempat pengambilan air. Seluruh prosesi pengambilan air dan tanah tersebut diawali dengan pembacaan doa dari penjaga situs maupun candi.

Usai pelaksanaan prosesi, Khofifah menyampaikan bahwa Air dan Tanah dari Bumi Majapahit ini memiliki nilai sejarah yang cukup besar. Di mana, Nusantara merupakan bagian dari Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Mahapatih Gajahmada.

Menurutnya, dari berbagai referensi disampaikan bahwa Nusa mengandung arti Pulau kemudian Antara artinya luar. Dan jika disimpulkan menjadi sebaran dari pulau-pulau yang berjumlah banyak namun bisa dipersatukan oleh Kerajaan Majapahit.

"Sebelum pulau-pulau dipersatukan oleh Majapahit, Mahapatih Gajahmada melakukan puasa. Amukti palapa dalam Sumpah Palapa merupakan bagian yang begitu kuat, di mana tekad dari Mahapatih Gajahmada mempersatukan banyak pulau ke dalam Nusantara," ungkapnya dikutip Kantor Berita RMOL Jatim.

"Seluruh nilai referensi dari sejarah ini dituangkan oleh Mpu Prapanca di Buku Nagarakartagama. Juga dikuatkan dengan Buku Sutasoma karya Mpu Tantular tertulis Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa," lanjut Khofifah.

Khofifah menyebut, makna ke-Bhinekaan merupakan suatu kesatuan dan kebenaran yang tidak boleh diduakan. Untuk itu, dirinya bersama Bupati dan Walikota Mojokerto dan para budayawan, sejarawan, juga tokoh adat serta cendekiawan dari Unair maupun ITS berkoordinasi untuk bisa membawa air dan tanah dari Bumi Majapahit ke  IKN.

Ditambahkan Khofifah, Nusantara merupakan bagian dari Sumpah Palapa yang akhirnya bisa mempersatukan banyak pulau pulau. Sehingga, jika Nusantara di zaman dulu di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, sekarang Nusantara di bawah naungan  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Hari ini kami sebar tim dari Pemprov Jatim mengambil mata air dari tujuh sumber. Kesemuanya ini menjadi bentuk kontribusi dari Jawa Timur untuk nama Nusantara yang telah ditentukan oleh Presiden," tandas Khofifah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Candi Kedaton Sumur Upas merupakan pusat sistem pengairan di masa Kerajaan Majapahit. Sedangkan tumpukan batu dan bata merah, merupakan kanal air penghubung ke permukiman warga. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA