Begitu
kata Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia
(PRPHKI), Saiful Anam saat berbincang dengan
Kantor Berita
Politik RMOL, Minggu (13/3).
Menurutnya, sosok yang
mampu memberantas korupsi akan menjadi daya tarik tersendiri bagi
kalangan masyarakat. Alasannya, karena rakyat mulai jenuh dengan
kelakuan elite yang kerap tertangkap melakukan korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
“Maka tidak heran kehadiran tokoh antikorupsi menjadi
titik sentral tersendiri. Bahkan, akan dapat diperebutkan untuk dapat
ditampilkan pada pemilu,†ujarnya.
Contoh teranyar, kata Saiful
Anam, adalah dinamika politik yang terjadi di Korea Selatan. Di mana,
Yoon Suk-yeol berhasil menang dengan suara 48,6 persen suara mengalahkan
Lee Jae-myung yang hanya mengantongi 47,8 persen.
Yoon Suk-yeol
yang berasal dari Partai Kekuatan Rakyat menyimpan daya tarik tersendiri
bagi rakyat Korea Selatan. Sebab dia adalah mantan Jaksa Agung yang
antikorupsi. Dia pernah membantu untuk menghukum mantan Presiden Korsel
Park Geun-hye dan taipan bisnis atas tuduhan korupsi.
Menurut
Saiful, dinamika politik yang terjadi di Korsel masih relevan dengan
kondisi di Indonesia, yang rakyatnya mengalami krisis kepercayaan kepada
kelompok politik lantaran kerap melakukan KKN. Dengan mengusung calon antikorupsi, dia yakin Indonesia bisa lepas landas menjadi negara maju.
"Korea Selatan
menjadi contoh baik yang harus ditiru dan mesti diterapkan di Indonesia
kalau ingin korupsi tidak bertahan lama di Indonesia,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: