Demikian disampaikan oleh Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam menanggapi Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) yang pingsan usai mengikuti ritual kendi yang dipimpin mantan Walikota Solo itu pada hari ini, Senin (14/3).
"Terkait nuansa klenik pada saat penuangan air dan tanah di titik nol Ibukota Negara memang sangat terasa," ujar Saiful kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin malam (14/3).
Menurut Saiful, pada zaman dahulu, jika pindah rumah atau membangun rumah baru, orang zaman dahulu percaya harus melalui penuangan air dan tanah tempat kelahirannya masing-masing. Tujuannya ritual itu biasanya bermacam-macam, mulai agar betah di tempat yang akan dibangun, sampai ingin mengusir roh-roh halus yang ada ditempat yang akan dibangun.
"Saya kira dengan adanya ritual kendi nusantara tersebut, semakin menguatkan pendapat publik bahwa Jokowi sangat kental dengan nuansa klenik. Apalagi dilakukan oleh para Gubernur yang juga mengambil dari air dan tanah dari masing-masing daerah, sehingga sangat sulit untuk tidak dihubungkan dengan klenik," kata Saiful.
Saiful menyebut, perbedaan antara klenik dengan kurang kerjaan sulit dibedakan. Perbedaannya pun sangat tipis karena keduanya hampir sulit dibedakan tergantung dari perspektif masing-masing.
"Bagi kalangan terdidik biasanya yang dilakukan Jokowi lebih dekat kepada klenik, namun bagi mereka yang memegang adat istiadat kejawen yang kuat, hal tersebut merupakan hal yang sakral yang harus dilakukan oleh siapapun yang akan pindah ke daerah baru," jelas Saiful.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: