Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jokowi Ingin Biaya Transisi Energi Tak Memberatkan Rakyat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Kamis, 17 Maret 2022, 22:13 WIB
Jokowi Ingin Biaya Transisi Energi Tak Memberatkan Rakyat
Presiden Joko Widodo/Net
rmol news logo Tantangan transisi energi menjadi satu hal yang diangkat Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato kunci dalam forum G20 High Level Policy Webinar on Just Energy Transition, Kamis (17/3).

Dalam kesempatan itu Jokowi menekankan soal aspek yang kompleks dalam fase transisi energi di banyak belahan dunia. Yaitu mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi, hingga aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

"Transisi energi akan mengubah banyak hal, perubahan pekerjaan, skenario pembangunan, orientasi bisnis dan lainnya," ujar Jokowi yang hadir secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Menurut Jokowi, untuk menghadapi fase transisi energi saat ini dibutuhkan strategi dan mekanisme yang tepat untuk mengidentifikasi tantangan di masa sekarang dan tantangan di masa depan, agar transisi energi rendah karbon yang adil dan merata dapat terlaksana dengan baik.

"Kita menghadapi kenyataan bahwa tidak semua warga dunia memiliki akses pada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern. Kita harus mendorong energi bersih untuk semua, terutama energi untuk elektrifikasi dan clean cooking. Leaving no one behind," katanya.

Selain itu, Jokowi melihat tantangan transisi energi juga erat kaitannya dengan sumber pendanaan. Dalam hal ini, dia berharap biaya yang bisa diserap tidak memberatkan penduduk Indonesia.

"Transisi energi membutuhkan proyek-proyek baru, artinya juga dibutuhkan investasi yang baru. Karena itu, dibutuhkan eksplorasi mekanisme pembiayaan yang tepat agar tercipta keekonomian, harga yang kompetitif, dan tidak membebani masyarakat," ucapnya.

Lebih lanjut, Jokowi juga menegaskan soal dukungan riset dan teknologi, yang menurutnya diperlukan peran ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan teknologi baru yang lebih efisien dan lebih kompetitif, sehingga bisa menurunkan biaya dan meningkatkan nilai tambah pada produk industri energi baru terbarukan.

"Selain itu, diperlukan persiapan berbagai kompetensi dan keahlian dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, sehingga tersedia SDM (sumber daya manusia) yang unggul untuk mendukung transisi energi," bebernya.

"Kemampuan kita mengatasi tantangan transisi energi akan membuka peluang baru dan lapangan kerja baru, peningkatan kebutuhan keahlian inovasi teknologi dan digitalisasi, terbukanya peluang ekonomi baru, ekonomi hijau untuk mempercepat pemulihan global," demikian Jokowi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA