Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Minyak Goreng Tidak Langka, Tapi Mafia Enggan Jual dengan Harga Murah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Jumat, 18 Maret 2022, 14:51 WIB
Minyak Goreng Tidak Langka, Tapi Mafia Enggan Jual dengan Harga Murah
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno/Net
rmol news logo Permintaan maaf dari Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi seolah tidak membantah adanya praktek mafia dibalik sengkarut kelangkaan minyak goreng.

Kelangkaan minyak goreng yang sempat terjadi tidak bisa dilepaskan dari peran mafia yang bekerja secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).

Disebut TSM lantaran minyak goreng sempat langka saat Kemendag menerbitkan Permendag 6/2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng. Lewat Permendag ini ditetapkan bahwa harga eceran tetap (HET) migor Rp 14.000 per liter untuk kemasan premium, Rp 13.500 per liter kemasan sederhana, dan Rp 11.500 per liter migor curah.

Tapi setelah Kemendag mencabut Permendag ini lewat Permendag 11/2022 pada 16 Maret 2022 lalu, minyak goreng langsung membanjiri pasar dan toko swalayan.

Dikatakan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, mafia-mafia migor seperti sudah tahu bahwa pada waktu yang pas Permendag HET bakal dicabut.

"Mafia itu seperti tahu persis HET bakal dicabut," kata Adi Prayitno kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (18/3).

Dibeberkan Adi, migor sebetulnya tidak langka. Tetapi, produsen yang merangkap mafia menahan distribusi karena enggan keuntungan mereka berkurang karena kebijakan HET.

"Buktinya ketika HET dicabut, banjir migor dengan harga selangit, itu artinya, migor tak langka selama ini, tapi produsennya enggan menjual karena harganya murah," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA