Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tren Pemilu 2024, Dinamika Survei: Pemilih Cenderung ke Sosok Kerja Nyata dari Kalangan Sipil bukan Militer

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 18 Maret 2022, 21:30 WIB
Tren Pemilu 2024, Dinamika Survei: Pemilih Cenderung ke Sosok Kerja Nyata dari Kalangan Sipil bukan Militer
Ilustrasi
rmol news logo Kecenderungan mayoritas pemilih pada Pemilu Seretak 2024 akan tertuju kepada sosok calon presiden (capres) yang terbukti kerjanya dan berasal dari kalangan sipil.

Begitulah salah satu temuan Dinamika Survei Indonesia (DSI) dalam penelitian kuantitatif terbarunya pada medio 2-15 Maret 2022 yang melibatkan 2.500 responden berusia 17 tahun ke atas atau memiliki hak pilih di 479 kabupaten/kota di Indonesia.

Koordinator Survei Nasional DSI, Permadi Yuswiryanto menjelaskan, pihaknya menanyakan kepada responden mengenai kriteria sosok Presiden RI yang akan menjadi pengganti Joko Widodo untuk meneruskan estafet kepemimpinan.

"93,4 persen mengungkapkan menginginkan sosok presiden yang bekerja dan terbukti kerjanya memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat," ujar Permadi dalam keterangannya, Jumat (18/3).

Pada pertanyaan yang sama, lanjut Permadi, ada sebanyak 86,8 persen responden yang juga menginginkan sosok yang berpengalaman di birokrasi pemerintahan serta memiliki dukungan parpol yang kuat di parlemen.

"Kemudian 60,8  persen responden menginginkan kriteria pemimpin yang merakyat," urai Permadi.

"Hasil temuan ini menunjukan tren yang mulai bergeser dari sosok presiden yang merakyat sebelumnya ke sosok presiden yang program-program kerjanya bisa memberikan benefit dan peningkatan kesejahteraan pada masyarakat," imbuhnya.

Dari situ, Permadi juga mencatat sikap dari mayoritas responden ketika ditanya soal latar belakang Presiden RI yang paling mereka inginkan.

"Hasilnya ditemukan preferensi yang lebih kuat terhadap capres dengan latar belakang sipil, bukan militer. Sebanyak 60,2 persen. Mereka mengaku tidak setuju dan sangat tidak setuju presiden berlatar belakang militer atau polri," katanya.

Meski begitu, Permadi masih mencatat sebanyak 21,7 persen responden yang cenderung kepada presiden yang memiliki latar belakang militer atau polri. Sementara, sisanya sebanyak 18,1 persen tidak menjawab.

"Temuan ini tidak terlalu mengejutkan karena pemilih di dua pilpres memang cenderung melihat capres yang kuat bukan hanya mereka yang pernah berkarir di sektor militer," tuturnya.

"Capres sipil justru memiliki peluang yang lebih besar untuk menang di alam demokrasi Indonesia saat ini, berkaca dari kesuksesan Joko Widodo di 2014 dan 2019 saat mengalahkan pesaingnya yang memiliki pengalaman di militer," demikian Permadi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA