Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rapat di Komite II DPD, Mendag Lutfi Diberondong Pertanyaan Seputar Kelangkaan Minyak Goreng

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 21 Maret 2022, 13:36 WIB
Rapat di Komite II DPD, Mendag Lutfi Diberondong Pertanyaan Seputar Kelangkaan Minyak Goreng
Rapat Komite II DPD RI dengan Mendag M. Lutfi/Net
rmol news logo Komite II DPD RI menggelar rapat kerja dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi untuk membahas berbagai isu di daerah. Kelangkaan minyak goreng yang terjadi di masyarakat belakangan ini menjadi berondongan pertanyaan dari para senator.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Komite II DPD RI mengawali rapat dengan pertanyaan mengenai kebijakan penghapusan Harga Eceran Tertinggi (HET) bagi minyak goreng kemasan untuk disesuaikan dengan mekanisme pasar yang berlaku kepada Mendag Lutfi.
Ketua Komite II DPD RI Yorrys Raweyai bertanya tentang kebijakan satu harga untuk minyak goreng Rp 14.000 per liter sebagai upaya untuk menstabilkan harga dan ketersediaan di pasar, namun justru membuat minyak goreng di pasaran semakin langka.

Termasuk ketika Harga Eceran Tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah, keberadaan minyak goreng di pasaran justru semakin menghilang.

“Jangan terasa kebijakan yang ada ini seakan-akan memberikan harapan seperti angin surga, tetapi justru yang terasa neraka dalam implementasinya,” ucap Yorry kepada Mendag Lutfi yang datang virtual.

Senator dari DKI Jakarta Fahira Idris menimpali dengan adanya polemik minyak goreng ini menandakan bahwa pemerintah tidak mampu mengendalikan ketersediaan minyak goreng di masyarakat.

Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, tidak mampu mengatasi persoalan minyak goreng, baik dari sisi ketersediaan ataupun pengendalian harga.

“Pemerintah saat ini seperti tidak berdaya, harus ada kebijakan revolusioner agar persoalan minyak goreng dapat selesai sebelum Ramadhan. Kemendag harus menyusun peta jalan stabilitas ketersediaan minyak goreng agar kedepan tidak terjadi lagi,” tegasnya.

Senada, Senator dari Kalimantan Timur Aji Mirni Mawarni mempertanyakan apa penyebab kelangkaan minyak goreng. Padahal tiga bulan terakhir petani sawit telah mengalami panen raya.

Tapi justru yang terjadi, para petani tersebut tidak bisa memperoleh minyak goreng di pasaran. Bahkan para pedagang pun juga tidak bisa memperoleh minyak goreng sesuai harga yang ditetapkan pemerintah.

Sementara itu, Senator dari Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya berharap agar Kemendag juga dapat menyelesaikan persoalan bahan pangan lainnya. Menurutnya pemerintah harus memperhatikan komoditi lain seperti gula, kedelai, ataupun bawang putih.

“Upaya untuk komoditas lain apa? Terhadap gula, apa strategi kita? Terhadap kedelai, dan bawang putih. Karena secara khusus di Kalbar, menjelang hari raya dan Ramadan, gula itu meningkat signifikan,” tutup Christiandy. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA