Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi), Alvin Lie menilai bahwa penumpukan penumpang internasional di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten tersebut merupakan contoh konkret dari ketidaksiapan pemerintah menyiapkan teknis pelonggaran kebijakan penanganan Covid-19.
"Sekarang jumlah penerbangan di Soeta sudah mencapai sekitar 90 persen dari pergerakan pesawat sebelum pandemi. Ini sudah hampir balik ke normal. Jumlah penumpangnya memang masih di bawahnya, tapi jumlah pergerakan pesawat sudah mendekati normal," ujar Alvin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (28/3).
Dari kejadian antrian panjang kedatangan penumpang pesawat internasional di Soeta, Alvin melihat permasalahan utamanya disebabkan oleh proses mengisi formulir, sehingga perlu waktu lama bagi petugas untuk memeriksa dokumen persyaratan yang dibawa oleh penumpang.
"Pihak bandara sendiri kami harapkan menyiapkan fasilitas antri yang baik lagi. Ingat, penumpang internasional tidak sedikit yang baru saja melakukan perjalanan atau penerbagangan cukup jauh buatlah senyaman mungkin untuk antrian tersebut," katanya.
Pelayanan yang baik, menurut mantan Anggota Ombudsman RI ini, juga seharusnya diberlakukan kepada calon penumpang pesawat tujuan domestik, yang kemungkinan akan melonjak jelang hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah mendatang.
"Saya berharap pihak bandara, KKP, dan pihak-pihak lain yang berkaitan mulai mengantisipasi ledakan arus mudik, terutama dengan persyaratan pemerintah yang harus menunjukkan bukti sudah vaksinasi 3 kali
(booster), untuk memastikan jangan sampai terjadi antrian panjang atau kerumunan panjang di bandara, terutama di bandara Soeta," harapnya.
"Aplikasi peduli lindungi juga perlu disiapkan, jangan sampai ketika banyak yang menggunakan nanti terjadi
overload, sistemnya hang, itu akan menghambat semua pihak," demikian Alvin Lie.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: