Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpendapat, pertemuan AHY dan Surya Paloh seperti membuka romantisme masa lalu. Sebab, catatan sejarahnya Surya Paloh adalah sosok yang menopang kemenangan SBY di pemilihan presiden (Pilpres) 2004 dan 2009.
Menurut Umam, pertemuan kedua pucuk pimpinan partai itu membuka peluang munculnya poros kekuatan baru dalam dinamika dan kontestasi demokrasi Pemilu 2024 mendatang.
Kata Dosen Universitas Paramadina ini, pertemuan itu menjadi pilar bagi terbangunnya koalisi alternatif, di luar poros PDIP yang mampu mengusung pasangan Capres-Cawapres sendiri.
"Dan juga poros Gerindra yang cenderung menggunakan kaca mata kuda untuk mengusung Prabowo Subiyanto dalam Pilpres 2024 mendatang," demikian analisa Umam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (29/3).
Meski demikian, Umam menilai wajar jika dalam pertemuan AHY dan Surya Paloh belum menghasilkan keputusan paket Capres dan Cawapres. Yang terpenting, koalisi itu dibentuk oleh perjumpaan visi, misi dan chemistry.
Dalam pandangan Umam, sebagai politisi muda, AHY tampak tidak memiliki beban. Ia melihat, langkah AHY relatif lebih fleksibel dan efektif untuk menjangkau dan mengonsolidasikan sel-sel kekuatan politik utama, baik di dalam maupun di luar pemerintahan.
"(Tujuannnya) untuk menciptakan “poros perubahanâ€, yang berdiri di luar mainstream poros utama Pilpres 2014 dan 2019 yang mana nature politiknya sangat terpolarisasi tersebut," pungkas Umam.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: