Dosen Ilmu Politik & International Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menilai, gagasan Andika belum jelas arah dan tujuannya. Sebab, hingga saat ini belum ada penjelasan yang berdasarkan kajian ilmiahnya.
Khoirul memandang perlu dasar kajian
scientific lantaran persoalan ideologi di Indonesia cukup kompleks dan memiliki nilai sejarah yang harus dipahami secara baik oleh para petugas keamanan negara.
"Semua elemen kekuatan pertahanan dan keamanan di Indonesia juga harus menyadari bahwa ancaman ideologi di Indonesia sebenarnya bukan hanya ajaran ideologi sosial-komunis yang ekstrem," ujar Khoirul Umam kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (2/4).
Ideologi lainnya yang mengancam Indonesia, menurut Khoirul Umam adalah ideologi kanan-konservatif dalam konteks keagamaan, dan juga ideologi kiri yang direpresentasikan oleh sikap "hyper-nasionalis" yang merasa dirinya paling benar, hingga gemar menuding-nuding sesama anak bangsa sebagai anti-Pancasilais.
"TNI perlu mengkaji kompleksitas dan pertarungan ideologi kontemporer di Indonesia, supaya sikap dan mitigasi kebijakan kita tidak ahistoris," tandasnya.
Lebih lanjut, Khoirul Umam berharap TNI bisa menjelaskan secara
clear apakah pandangan soal keturunan PKI ini merepresentasikan sikap pribadi Panglima TNI ataukah sikap TNI secara kelembagaan?
"Apa motif di balik statemen hingga tiba-tiba memunculkan narasi itu?" heran Khoirul Umam.
"Tentu kita tidak ingin statemen Panglima TNI itu dimaknai sebagai 'kegenitan politik' untuk mencari perhatian dari kekuatan politik tertentu," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: