Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tuding Anggota IDI Tidak Kompeten, Arief Poyuono Usul Pemerintah Buka Pintu Masuk Buat Dokter Asing

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Jumat, 08 April 2022, 17:37 WIB
Tuding Anggota IDI Tidak Kompeten, Arief Poyuono Usul Pemerintah Buka Pintu Masuk Buat Dokter Asing
Arief Poyuono/Net
rmol news logo Pemerintah harus segera membuka pintu untuk dokter asing masuk melayani rakyat Indonesia. Dengan kedatangan para dokter asing, masyarakat dan konsumen punya pilihan lebih baik daripada dengan dokter-dokter Indonesia.

Usulan itu disampaikan Arief Poyuono kepada redaksi Jumat (8/4). Salah satu argumentasi Arief Poyuono menyampaikan hal itu karena para dokter anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ternyata tidak kompeten dan rebutan lapak.

Ia mengaku miris dengan polemik dokter IDI yang memecat mantan Menkes Terawan Agus Putranto dari keanggotaan IDI. Menurutnya, dengan mendatangkan dokter asing bisa melayai masyarakat Indonesia.

"Agar kita banyak pilihan bukan hanya pada dokter-dokter IDI yang kompetensinya tidak jelas seperti yang kita saksikan saat ini," ujarnya.

Dalam pandangan Arief Poyuono, selama ini masyarakat memilih diam karena tidak punya pilihan selain dokter IDI. Padahal dokter-dokter IDI dikuasai perusahaan obat asing, tidak kompeten dan hanya berpikir rebutan pasien.

"Selama ini masyarakat ditangani oleh dokter-dokter calo perusahaan obat asing, rebutan lapak dan egois. Ini berbahaya buat pasien dan masyarakat," ujarnya.

Dalam kasus DSA Terawan, Arief menengarai para dokter IDI marah karena lapaknya terganggu. Metodologi jadi alasan untuk membantah 40 ribuan pasien yang sudah sembuh dengan metode DSA.

Terawan mengatakan, para dokter IDI seperti menelanjangi inkompetensi mereka sendiri dibidang penelitian. Apalagi, Universitas Hasanudin telah menguji dan meluluskan apa yang dilakukan Terawan.

"Padahal dokter-dokter IDI tidak pernah bikin penelitian. Ini kan menelanjangi diri mereka sendiri dihadapan masyarakat, betapa tidak kompetennya metodologi riset dan orientasi kedokterannya. Pantesan rakyat lebih percaya berobat keluar negeri. Karena gak percaya lagi dengan dokter kita," ujarnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA