Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengamat: Kekerasan dalam Demo Mahasiswa Didesain Penyusup untuk Alihkan Agenda Utama

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Selasa, 12 April 2022, 15:45 WIB
Pengamat: Kekerasan dalam Demo Mahasiswa Didesain Penyusup untuk Alihkan Agenda Utama
Aksi unjuk rasa BEM SI di depan Gedung MPR/DPR, Senin (11/4)/RMOL
rmol news logo Peristiwa pemukulan aktivis sosial media Ade Armando merupakan rancangan oknum tertentu untuk mengalihkan agenda utama mahasiswa melakukan demonstrasi di depan gedung DPR RI, yakni menuntut parlemen tidak mengamandemen UUD 1945 untuk memperpanjang masa jabatan presiden.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu ditegaskan pengamat politik Jamiluddin Ritonga, menyinggung substansi unjuk rasa mahasiswa, Selasa (12/4).

"Para penyusup itu bisa saja agenda dari pihak-pihak yang tidak menghendaki mahasiswa demo. Mereka mendesain tindak kekerasan untuk menciptakan keributan sehingga mengalihkan wartawan dari agenda utama mahasiswa melakukan demo,” ucap Jamiluddin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (12/4).

Mantan Dekan FIKOM IISIP itu menambahkan, desainer yang ingin mengalihkan isu demonstrasi mahasiswa tersebut berhasil menciptakan kerusuhan.

Untuk itu ia meminta agar masyarakat melihat demonstrasi mahasiswa kemarin dengan lebih proporsional dan tidak fokus hanya pada aksi kekerasan.

Khusus kepada media, Jamiludin berharap pemberitaan tidak menonjolkan aksi kekerasan. Tapi tetap konsisten kepada tuntutan mahasiswa.

"Hal itu perlu dilakukan media, karena mahasiswa selama ini cinta damai. Mahasiswa antikekerasan, sehingga tidak akan melakukannya (kekerasan) dalam aksi demo,” lanjutnya.

Dia menilai mahasiswa mengetahui demokrasi tidak menghendaki kekerasan. Karena itu, mahasiswa pastinya menjauhi segala bentuk kekerasan saat mereka memperjuangkan demokrasi.

"Jadi, kalau terjadi kekerasan saat mahasiswa demo, tampaknya hal itu dilakukan para penyusup. Para penyusup inilah kiranya yang perlu diangkat media agar mahasiswa tidak mendapat stigma penganut kekerasan,” tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA