Sebab, puasa Ramadhan merupakan momentum bagi umat Islam untuk melatih diri dan membumikan kesalehan sosial.
Kesalehan sosial, menurut anggota DPR RI, Ardhya Pratiwi Setiowati, merupakan kepedulian kepada nilai-nilai Islami yang bersifat sosial. Seperti membantu orang lain, silaturahmi, menunaikan zakat, infak, dan sedekah, memberi donasi kepada yang membutuhkan, juga bersikap sopan dan santun kepada orang lain.
Dengan demikian, kesalehan sosial adalah suatu bentuk kesalehan yang tak cuma ditandai oleh shalat, puasa, haji.
"Melainkan juga ditandai oleh seberapa besar seseorang memiliki kepekaan sosial dan berbuat kebaikan untuk orang-orang di sekitarnya sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman dalam kehiduapan sosial,†papar Ardhya melalui keterangannya, Minggu (17/4).
Lanjut Ardhya, kesalehan sosial dapat dicapai jika masyarakat mampu menanamkan secara teguh kesadaran akan kehadiran orang lain dalam diri mereka. Ibadah puasa menekankan sikap kesetiakawanan sosial dan solidaritas yang tinggi terhadap orang lain sebagai perwujudan tingkat takwa yang diliputi oleh ketulusan dan keihlasan.
Ibadah puasa dapat mewujudkan kesalehan sosial yang tinggi seperti pengendalian diri, kedisiplinan, kejujuran, kesabaran, dan solidaritas. Ibadah puasa tidak hanya membentuk manusia yang lebih bertakwa dari segi ritual (hablum minallah) tapi juga membentuk manusia lebih bertakwa dari segi ibadah sosial (hablum minannas).
Dengan demikian ibadah puasa menjadikan manusia memiliki kesalehan individu dan kesalehan sosial.
Untuk itu, legislator dari Partai Gerindra ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berlomba-lomba membantu masyarakat yang membutuhkan.
“Mari kita jadikan puasa di tengah Covid-19 ini sebagai momentum untuk menguatkan kita untuk beribadah kepada Allah SWT dan berbuat baik kepada sesama untuk saling membantu. Dengan puasa ini kita dapat membentuk kesalehan individu dan sosial,†kata Ardhya.
Hal tersebut disampaikan Ardhya saat menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan ratusan pemuda dan tokoh agama di Desa Mekarjaya, Ciamis-Jawa Barat, Sabtu (16/4).
Lebih lanjut, Ardhya menekankan bahwa makna puasa relevan dengan nilai-nilai Pancasila yang merupakan salah satu dari 4 Pilar. Puasa merupakan bentuk ketaatan hamba pada Tuhan juga bentuk kepedulian sesama. Puasa mengajarkan peduli dan empati terhadap orang lain.
Kesejahteraan harus dirasakan oleh semua pihak. Oleh karena itu puasa bukan hanya membentuk kesalehan individual, tapi juga membentuk kesalehan sosial.
Di akhir paparannya, Ardhya mengajak masyarakat untuk tetap berpegang teguh pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan berpegang teguh pada empat pilar kebangsaan, maka persatuan Indonesia tetap terjaga.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: