“Ini skandal korupsi paling brutal sejak RI merdeka,†ujar Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie M. Massardi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/4).
Mantan Jurubicara Presiden keempat RI, KH. Abdurrahman Wahid ini mengurai alasannya melabeli peristiwa tersebut sebagai korupsi paling brutal. Pertama, karena rakyat harus menjerit berminggung-minggu untuk mendapat minyak goreng.
Di mana minyak goreng sempat langka dan mahal di pasaran. Upaya pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter juga nihil. Sebab seketika itu juga minyak goreng justru hampir musnah dari pasaran.
Seolah “kalah†dari pengusaha, pemerintah lantas mencabut kebijakan HET tersebut dan hasilnya minyak goreng langsung banjir di lapangan. Tapi, harga melambung tinggi hingga dua kali lipat harga normal.
Ternyata belakangan diketahui bahwa penyebab semua ini terjadi justru berasal dari dalam pemerintahan itu sendiri.
“Rakyat
njerit berpekan-pekan soal migor langka dan mahal. Dimainkan rezim,†tuturnya.
Adhie menilai penetapan IWW sebagai tersangka memunculkan spekulasi bahwa Menteri Perdagangan M. Lutfi selama ini takut untuk menegur bawahannya itu. Alasan utamanya karena diduga ada orang kuat yang memberi perlindungan.
“Lapor RI-1? Tentu. RI-1 pasrah. Begitu anatomi korupsinya, sama dengan rezimnya yang korup,†tutup Adhie Massardi.
Selain IWW, Kejagung juga menetapkan tiga orang lainnya yang merupakan produsen minyak goreng. Yaitu Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, Master Parulian Tumanggor (MPT); Senior Manager Corporate Affair Permata Hijau Group (PHG), Stanley MA (SMA); dan General Manager General Affair PT Musim MAS, Picare Togare Sitanggang (PTS).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: