Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Di Hadapan John Kerry, Kadin Minta Negara Maju Berkontribusi untuk Transisi Energi Negara Berkembang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Minggu, 24 April 2022, 13:01 WIB
Di Hadapan John Kerry, Kadin Minta Negara Maju Berkontribusi untuk Transisi Energi Negara Berkembang
Pertemuan Kadin dengan John Kerry/Net
rmol news logo Substitusi atau konversi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sudah berusia tua menjadi salah satu strategi yang sedang dipersiapkan pemerintah Indonesia, dalam rangka mengakselerasi pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

PLTU yang sudah tua juga sudah tidak maksimal dalam operasional sehingga cost production energi menjadi lebih mahal. Selain itu juga berdampak pada lingkungan,

Dalam pertemuan dengan delegasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Washington DC, Utusan Khusus Presiden AS Bidang Iklim, John Kerry, mengingatkan Indonesia agar lebih hati-hati dan pasti dalam program konversi PLTU tersebut.

Mantan Menteri Luar Negeri AS itu meminta Kadin berperan lebih besar dalam mendorong Pemerintah Indonesia mempercepat transisi energi.

"Ini kesempatan emas buat Indonesia yang tengah menjadi Presidensi G20/B20 untuk mencari dukungan dunia atau dilupakan sama sekali," ujar John Kerry seperti dikutip dari Ketua Komite Tetap EBT Kadin Indonesia, Muhammad Yusrizki, yang ikut dalam pertemuan yang diselenggarakan di Harry S. Truman Building, Washington DC, hari Jumat (22/4) waktu setempat.

Delegasi KADIN dipimpin Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid dalam pertemuan itu. Turut hadir juga Ketua B20 Shinta Widjaja Kamdani.

Pertemuan Arsjad Rasjid dkk dengan John Kerry merupakan bagian dari Roadshow B20 yang dilakukan Kadin Indonesia ke Washington DC dan New York, Amerika Serikat, serta Ottawa, Kanada.

Merespon apa yang disampaikan John Kerry, Yusrizki yang juga Wakil Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) mengatakan, dunia usaha memiliki tanggung jawab yang sama dengan pemerintah dalam memastikan tercapainya Net Zero Emisi di 2060.

Negara-negara maju tidak boleh sekadar meminta atau mendorong negara-negara berkembang untuk melakukan transisi energi. Tapi juga harus berkontribusi nyata dalam upaya transisi energi itu.

“Baik dalam hal teknologi, pengetahuan, maupun pembiayaan," ujar Yusrizki kepada wartawan, Minggu (24/4).

Menjawab itu, John Kerry memastikan bahwa AS telah menyiapkan dana miliaran dolar AS untuk pembiayaan transisi energi. Dana tersebut disalurkan melalui lembaga pemerintah Development Finance Corporation (DFC). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA