Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (25/4).
"Karena jika capres hanya dari Jawa itu bentuk dari pikiran dan sekat politik yang sempit dan hanya Jawa sentris. Jadi hal biasa saja jika capres dari luar Jawa," kata Ujang.
Lagipula, kata Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia ini, tidak ada yang berkeberatan juga apabila ada capres dari luar Pulau Jawa.
"Ya memang tak masalah jika ada capres dari luar Jawa. Dalam sistem hukum dan politik kita tak akan keberatan masyarakat dengan pola capres dari luar Jawa," tuturnya.
Namun begitu, Ujang menyebut yang menjadi persoalan selanjutnya adalah jumlah pemilih pada pemilu di Indonesia banyak dari Jawa, termasuk partisipasi pemilih di pulau Jawa.
"Jadi potensi menang capres dari luar Jawa tak sebesar capres dari Jawa," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: