Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tiket Pilpres 2024 Hanya dari Parpol, Fahri Hamzah: Kasihan yang Muda-muda

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 27 April 2022, 01:29 WIB
Tiket Pilpres 2024 Hanya dari Parpol, Fahri Hamzah: Kasihan yang Muda-muda
Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah/RMOLJabarra
rmol news logo Tiket calon presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang dinilai sudah ada di tangan para oligarki. Seharusnya, tiket capres ini diambil dari perolehan suara pemilu terbaru melalui perolehan suara parpol.

"Kita harus bereskan tiket palsu atau tiket kadaluwarsa itu, setelah itu baru masalah electoral threshold pada pemilu terbaru di 2024 itu," kata Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah, melalui keterangannya, Selasa (26/4).

Fahri melanjutkan, threshold (ambang batas) dari hasil pemilu Legislatif (Pileg) 2024 akan menjadi tiket baru.

"Di seluruh dunia itu tidak ada threshold dijadikan syarat maju menjadi capres, tapi syarat kemenangan. Kalau syarat maju seperti di Amerika melalui konvensi dari tingkat bawah sampai tingkat tertinggi," paparnya.

Menurut mantan Wakil Ketua DPR RI ini, berbeda dengan Indonesia, di mana sebuah partai tanpa syarat bisa mencalonkan jagoannya pada putaran pertama. Dengan demikian tidak ada calon dari independen, semua capres mengunakan kendaraan partai politik.

"Akan menjadi rumit (calon independen). Karena partai politik juga ingin memenangi sebagai bentuk keterpilihan dari masyarakat," tegasnya.

Dengan demikian, kata Fahri, semua bisa maju melalui partai politik hasil pemilu terbaru di 2024. Tiket terbaru inilah yang membuat semua pihak yang diunggulkan bisa diusung oleh partai politik untuk maju di capres 2024.

"Ini membuat Kang Emil (Gubernur Jabar) bisa maju, Khofifah maju, Pak Edi dari Sumut bisa maju, (wakil) dari Lombok bisa maju, dan ketua umum saya, Pak Anis Matta juga bisa maju. Ini yang muda-muda kasihan, mereka tidak punya tiket. Makanya tarung dulu di putaran pertama, boleh jadi ada ide terbaik. Nah nanti di putaran kedua terpilih jadi dua orang, ini saripatinya," tutur Fahri.

"Jadi santai saja, itu ada caranya kok,” demikian Fahri. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA