Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sambut Pertemuan Budaya G20, Prima: Kita Ingin Indonesia Berbicara Lebih Keras Soal Ketidakadilan Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Rabu, 27 April 2022, 22:50 WIB
Sambut Pertemuan Budaya G20, Prima: Kita Ingin Indonesia Berbicara Lebih Keras Soal Ketidakadilan Dunia
Bendera negara-negara G20/Net
rmol news logo Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) meminta agar pemerintah Indonesia berbicara lebih keras soal ketidakadilan di pertemuan budaya G20, di mana Indonesia sebagai Presidensi G20.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Kebudayaan Prima, AJ Susmana menjelang pelaksanaan pertemuan G20, di mana, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada September 2022 akan memimpin Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20 (G20 Culture Ministers’ Meeting).

AJ Susmana menilai, pertemuan G20 sering mendapatkan kritik dan protes, sebab dianggap sebagai ajang legitimasi jalan kapitalisme global yang menyebabkan kemiskinan global tetap bertahan dan merajalela.

Apalagi, negara-negara yang bergabung dalam G20 terdiri dari dua unsur, yaitu negara maju dan berkembang dengan penduduk yang berjumlah banyak yang seakan merepresentasikan mayoritas jumlah manusia di bumi.

Menurut AJ Susmana, dua unsur tersebut menunjukkan ketimpangan dan ketidakadilan bila G20 hanya menjadikan negara-negara berkembang sebagai sandaran sebagaimana praktiknya selama ini.

"Untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat, justru 'kemiskinan, ketidaksetaraan, ketidakadilan' harusnya tetap menjadi isu pokok, utama dan prioritas dan dengan Presidensi Indonesia di G20 kali ini," ujar AJ Susmana kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (27/4).

"Indonesia berkesempatan untuk menggaungkan lebih keras. Kalau tak ada keadilan, tentu bukan pulih bersama dan pulih lebih kuat yang didapat, tetapi bisa jadi bunuh diri bersama," sambungnya.

Karena kata AJ Susmana, akan sangat baik bila kebudayaan bisa berperan untuk memulihkan kondisi dunia dan menjadi jalan strategis.

"Melalui pertemuan budaya G20 itu, sangat diharapkan bila Kemendikbudristek memajukan dan mendorong agar budaya lokal atau budaya nasional di masing-masing negara G20 menjadi landasan bagi pemajuan budaya global yang berkelanjutan yang melestarikan bumi, menjunjung tinggi kemanusiaan, merespek Hak Asasi Manusia, melahirkan keadilan sosial ekonomi untuk menuju dan menjaga kebahagiaan bersama," pungkas AJ Susmana.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA