Dewan Pembina DPP Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Bambang Haryo Soekartono mengatakan, antrean panjang itu terjadi karena PT ASDP tidak segera membangun jumlah dermaga yang layak dan cukup untuk mengantisipasi lonjakan penumpak di masa mudik lebaran.
“Di Merak-Bakauheni ada 74 kapal yang siap beroperasi, tetapi tidak lebih dari 40 persen saja yang tertampung di dermaga. Sisanya yang 60 persen kapal terpaksa mengganggur dan tidak bisa beroperasi,†ujar Bambang Haryo kepada wartawan, Sabtu (30/4).
Menurtunya, terjadinya kapasitas mengganggur atau
idle capacity yang sangat besar tentu merugikan masyarakat yang harus tertahan di pelabuhan untuk bisa menyeberang.
“Ini satu kesalahan manajemen transportasi, seharusnya pemerintah menekan ASDP segera membangun dermaga untuk antisipasi penambahan kapasitas angkut,†ujarnya.
Selain merugikan masyarakat, kata Bambang, kekurangan dermaga yang terjadi selama ini juga menjadi kerugian bagi perusahaan pelayaran yang sudah menyiapkan kapalnya dengan baik tetapi tidak bisa dioperasikan.
Kondisi itu diperparah dengan tidak dapat dimanfaatkannya dermaga 5 secara maksimal karena beberapa dolphin di dermaga 5 Bakauheni mengalami kerusakan dan infrastruktur lainnya tidak layak.
“Demikian juga dermaga 7 perairan kolam dermaga sangat dangkal, sehingga dermaga 5 dan dermaga 7 tidak bisa digunakan untuk kapal ukuran besar,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: