“Hubungan yang cukup akrab kedua tokoh juga hubungannya secara pribadi dan keluarga juga cukup bagus sehingga pertemuan hari ini ya di hari lebaran ini menyambung sesuatu yang memang tali temalinya sudah pernah tersambung,†kata Sekjen Gerindra Ahmad Muzani kepada wartawan di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin sore (2/5).
PDIP dengan Gerindra pada Pemilu 2009 yang lalu sempat berkoalisi dengan mengusung Megawati-Prabowo menjadi pasangan capres-cawapres. Ketika itu, Mega dan Prabowo menandatangani perjanian Batu Tulis. Salah satu isi kesepakatannya ialah PDIP mendukung Prabowo saat Pilpres 2014, namun bukan malah mendukung Prabowo, PDIP justru mengusung Joko Widodo sebagai capres.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs, Khoirul Umam berpendapat, kedatangan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ke kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam mementum Idulfitri 1443 hijriah tidak bisa dimaknai sebatas hanya silaturahmi biasa.
Anam mengulas, bahwa saat ini hampir di semua survei, elektabilitas Prabowo di sejumlah lembaga survei masih memuncaki klasemen hingga saat ini, dua tahun menjelang Pilpres 2024 mendatang.
Di sisi lain, kata Anam, meskipun elektabilitas Puan masih tergolong rendah, namun Puan memegang kunci kekuatan politik besar PDIP yang per hari ini masih konsisten memuncaki survei Parpol jelang 2024 mendatang.
Bagi Anam inilah momentum jika Megawati ingin melakukan regenerasi secara smoot, yakni dengan mendorong Puan untuk bertarung di arena Pilpres 2024.
“Langkah mendorong Puan tampil di Pilpres 2024 adalah pilihan tepat. Sebab, Megawati masih bisa menjadi mentor, sekaligus masih tetap bisa mengawasi pergerakan mesin politik partainya,†kata Doktor Ilmu Politik dari The University of Queensland, Australia ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: