Dosen hukum pidana Universitas Trisakti Azmi Syahputra mengatakan, keberadaan Satgas Antibegal ini juga menjadi jawaban atas keresahan masyarakat pada tindakan begal.
"Satgas ini bergerak di daerah yang di anggap rawan, rentan terjadinya kriminalitas, menambah jam berpatroli serta memburu bandit jalanan untuk mempersempit ruang gerak begal yang meresahkan masyarakat," ujar Azmi Syahputra kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (4/5).
Dikatakan Azmi, tugas Satgas Antibegal itu, akan lebih optimal dengan dukungan masyarakat. Utamanya, para pengguna jalan dalam meningkatkan kewaspadaan.
"Jadi dengan adanya tim Satgas Antibegal ini ditempatkan di titik-titik rawan terjadinya kejahatan tersebut, saatnya kepolisian dan seluruh stakeholder pengguna jalan terutama pengemudi ojek online saling menguatkan untuk melawan dan menuntaskan segala mata rantai komplotan pelaku begal ini, dan komunitas kejahatan jalanan lainnya," terangnya.
Selain melakukan pencegahan, lanjutnya, Satgas Antibegal juga diharapkan mampu mengungkap pelaku serta pelindung atau
back up dari kejahatan begal/
"Ini momentum bentuk perlawanan bagi pelaku begal, termasuk tim satgas juga harus mampu mengungkap dan menindak siapapun yang mem
back up tindakan para pelaku begal," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: