Analis politik Ujang Komarudin berpendapat bahwa, koalisi itu bisa terjadi, namun itu semua tergantung pada elektabilitas Anies yang harus konsisten hingga jelang pendaftaran capres dan cawapres pada September 2023 mendatang.
"Karena Anies Oktober 2022 akan habis jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Artinya ada masa menganggur kurang lebih satu tahun hingga September 2023 nanti,†ucap Ujang kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (10/5).
Direktur eksekutif Indonesia Political Review ini menambahkan, jika selepas Anies meninggalkan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta elektabilitasnya tetap moncer, maka tidak menutup kemungkinan ketiga partai tersebut bakal mendukung Anies menjadi calon presiden.
"Namun jika di masa tak punya jabatan Anies tak bisa menaikkan elektabilitasnya ya mereka bisa beralih ke capres lain yang punya elektabilitas yang tinggi. Karena jika elektabilitasnya tinggi, potensi menangnya juga tinggi,†katanya.
Saat ini, kata Ujang, peluang Anies sangat besar jika mampu menjaga dan menaikkan elektabitalisnya.
“Akan ada partai yang mengusung dan mendukungnya. Namun jika elektabilitas nya stagnan atau turun, partai-partai akan kabur. Jadi peluang itu tergantung pada Anies sendiri dalam menjaga dan menaikkan elektabilitas nya ke depan,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: