Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Meski Manuver Politik Masih Dinamis, Pilpres 2024 Diprediksi Hanya Hadirkan 2 Pasangan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Minggu, 15 Mei 2022, 07:47 WIB
Meski Manuver Politik Masih Dinamis, Pilpres 2024 Diprediksi Hanya Hadirkan 2 Pasangan
Pendiri Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti/Net
rmol news logo Para petinggi partai politik (parpol) sudah mulai melakukan safari politik dan membangun komunikasi bahkan koalisi untuk Pilpres 2024. Jika koalisi dapat berlanjut, diprediksi hanya akan ada dua pasangan yang bertarung pada pilpres mendatang.

Begitu prediksi yang disampaikan oleh pendiri Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti. Menurutnya, jika melihat manuver elite politik Indonesia menjelang pilpres, maka masyarakat harus serba sabar dan jangan terlalu mudah membuat kesimpulan.

"Karena apa yang terlihat hari ini, akan dapat berubah dengan cepat besok. Kadang tidak membutuhkan hitungan bulan, minggu. Bahkan dalam hitungan hari, perubahan sudah dapat terlihat. Biasanya kita menyebut perubahan-perubahan tersebut sebagai perkembangan dinamis. Untuk menghindari menyebutkannya sebagai sikap yang tidak konsisten," ujar Ray kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/5).

Hal itu disampaikan oleh Ray setelah adanya pertemuan tiga pemimpin parpol, yaitu Partai Golkar, PPP, dan PAN beberapa hari lalu.

Ray menilai, sekalipun dinyatakan ada keinginan untuk membangun koalisi besar antara mereka di masa yang akan datang, sebaiknya dilihat dalam rangka dinamisasi dimaksud.

"Dalam artian, belum bisa dinyatakan ketiga partai ini akan fix berkoalisi. Masih dalam rangka saling menjajaki dan sangat mungkin justru besok lusa, mereka mencari labuhan-labuhan lain," kata Ray.

Bukan tanpa alasan, Ray membeberkan tiga alasan masih memungkinkan para parpol mencari labuhan koalisi lainnya.

Pertama, Ray mengaku tidak melihat titik temu di antara mereka. Titik temu yang paling utama adalah, siapa bakal calon presiden dan wakil presiden yang akan mereka usung.

"Apakah Anies-Airlangga, atau Airlangga-Anies? Jika Airlangga-Anies, rasanya akan sulit mendapat suara di pasar pemilu. Sementara Anies-Airlangga, maka partai-partai pengusung akan sulit mengklaimnya, sebab wajah Anies sudah lebih kuat sebagai PKS atau Nasdem," jelas Ray.

Kedua, dalam beberapa survei kata Ray, pasangan Anies-Airlangga juga tidak terlalu meyakinkan. Apalagi, jika dihadapkan dengan Prabowo-Puan dan ditambah dengan Ganjar dan pasangannya.

"Bahkan jika Airlangga dipasangkan dengan Ganjar sekalipun, terlihat kesulitan masuk ke rangking 2 sebagai pasangan terkuat," terang Ray.

Ketiga lanjut Ray, jika skenarionya seperti itu, Ray merasa tidak terlalu yakin partai seperti PKB tidak akan ikut koalisi dimaksud.

Adapun kans Partai Demokrat masuk di angka 50 persen, artinya Demokrat sangat mungkin banting setir ke koalisi PDIP-Gerindra, lebih-lebih jika Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ditawarkan sebagai cawapres atau orang yang didukung oleh PD yang masuk sebagai cawapres.

"Tapi, jika koalisi tersebut dapat berlanjut, maka besar kemungkinan hanya ada dua pasangan capres, koalisi besar Golkar, PPP, PAN, PKS dan kemungkinan Nasdem vs PDIP, Gerindra, PKB dan kemungkinan PD. Nampaknya akan berimbang," pungkas Ray. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA