Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Arief Poyuono: Airlangga Simbol Persatuan, Capres Ideal Kerjanya Nyata

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Minggu, 15 Mei 2022, 22:13 WIB
Arief Poyuono: Airlangga Simbol Persatuan, Capres Ideal Kerjanya Nyata
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto saat melakukan pertemuan dengan Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PPP Suharso Manoarfa/Ist
rmol news logo Mantan wakil ketua umum Gerindra Arief Poyuono melihat, pertemuan Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PPP Suharso Manoarfa menunjukan bahwa Airlangga merupakan sosok yang paling siap maju pada Pilpres 2024 sebagai calon presiden.

Menurut Arief, sosok Airlangga jauh berbeda dengan tokoh lain yang digadang-gadang sebagai capres seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang menurut Arief hanya melakukan politik pencitraan dan politik identitas. Minim prestasi dan berpotensi memecah belah rakyat.

“Airlangga sudah bisa jadi simbol persatuan bagi bangsa Indonesia, dan apalagi pertemuan tersebut sebagai upaya untuk menghabisi virus-virus perpecahan dan kebencian selama ini menjangkiti masyarakat akibat dua kali perhelatan pilpres antara Jokowi vs Prabowo,” kata Arief dalam keterangan yang diterima redaksi Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/5).

Arief membeberkan bahwa Airlangga merupakan tokoh kunci dalam pemulihan ekonomi Indonesia sehingga bisa bangkit usai dihantam badai pandemi Covid-19.  

“Posisi Airlangga yang selama ini menjadi tokoh sentral. Diberikan mandat penuh oleh Jokowi memperbaiki dan memulihkan perekonomian masyarakat akibat dampak covid, serta mulai positifnya pertumbuhan ekonomi nasional, diatas pertumbuhan ekonomi global, bukan tak mungkin Airlangga jika maju berpotensi sebagai capres akan menang dalam pilpres 2024 nanti, dan sulit untuk dikalahkan oleh pesaingnya,” beber Arief.

Karena saat ini menurut Arief, masyarakat sudah muak dan jenuh dengan tokoh-tokoh yang menggunakan strategi populisme dan politik identitas hanya untuk meningkatkan elektabilitas.  

“Rakyat tidak butuh pemimpin yang doyan pencitraan tapi hasil nol gede, rakyat sudah cerdas dan sudah sangat bisa untuk mendapatkan info-info tentang tokoh-tokoh bakal capres, mana yang berpotensi memecah belah masyarakat dan nol prestasi, dan kerjanya tidak dirasakan rakyat,” demikian Arief.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA