Pengakuan itu disampaikan UAS dalam video yang diunggah di kanal YouTube Hai Guys Official pada Selasa pagi (17/5). Dalam video itu, UAS membenarkan bahwa dirinya dideportasi oleh Imigrasi Singapura pada Senin (16/5).
"Info bahwa saya dideportasi dari Imigrasi Singapura itu
shahih, betul, bukan hoaks," ujar UAS seperti dikutip
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (17/5).
UAS menceritakan, ia berangkat pada Senin (16/5) dari Batam dan tiba di Pelabuhan Tanah Merah, Singapura sekitar pukul 13.30 waktu Indonesia. Ia ke Singapura bersama sahabat yang membawa anak dan istri, serta istri dan anak UAS.
"Dalam rangka libur, ini kan memang hari libur, kebetulan sahabat saya ini dekat rumahnya dari Singapura," kata UAS.
UAS menuturkan, pihak Imigrasi di Singapura tidak menjelaskan alasannya dideportasi dan tidak bisa masuk ke Singapura.
"Pegawai Imigrasi tak bisa menjelaskan. Jadi yang bisa menjelaskan itu mungkin
Ambassador of Singapore in Jakarta, you have to explain to our communitys, why did your country, why did your government reject us, why did your government deport us. Kenapa? Apakah karena teroris, apakah karena ISIS, apakah karena bawa narkoba. Itu mesti dijelaskan," jelas UAS.
Padahal kata UAS, semua berkas-berkas bepergian dirinya beserta rombongan sudah lengkap.
UAS lantas menceritakan awal mula dirinya ditahan oleh pihak Imigrasi Singapura. Saat hendak keluar, ia tertahan saat mau mengambil tas. Sementara, rombongan lainnya telah keluar.
"Saya disuruh duduk di pinggir jalan dekat Imigrasi, lorong Imigrasi. Tas ini sebetulnya tas ustadzah, isinya keperluan bayi. Jadi maksud saya mau mengasihkan tas ini ke ustadzah yang udah lepas di sana," terang UAS.
Awalnya, UAS ditanya kedatangannya bersama siapa. UAS pun menjelaskan serta tujuannya untuk berliburan, bukan untuk acara pengajian maupun tabligh akbar.
"Terus dia tanya, mana istrinya, saya tunjuklah di sana. Maksudnya kita jelaskan supaya tahu, 'oh ini orang datang bukan mau kampanye pilpres'. Nih orang nih datang mau jalan-jalan, mau liburan," terang UAS.
"Didatanginya ke sana, kawan saya dengan anaknya dengan istrinya, rupanya mau dijemputnya, dideportasi semua," sambung UAS.
Setelah itu, UAS mengaku dimasukkan ke dalam satu ruangan berukuran 1x2 meter persegi selama satu jam. Setelah itu, digabungkan bersama rombongannya di ruang yang sedikit lebih besar selama tiga jam.
"Kawan saya itu anaknya umurnya 4 tahun. Apa kata anak umur 4 tahun itu, 'kita nih dipenjara ya'. Anak 4 tahun tahu itu dipenjara. Tiga jam pula kami di situ. Sejam di ruang 1x2 itu, tiga jam di situ," ungkap UAS.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: