Pencapaian tersebut kian membawa perekonomian Indonesia menjadi lebih tangguh, mengingat neraca perdagangan merupakan salah satu indikator utama meningkatkan cadangan devisa dan menjaga ketahanan sektor eksternal Indonesia.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, neraca perdagangan merupakan determinan penting dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan menjaga ketahanan sektor eksternal Indonesia.
"Kita bersyukur bahwa salah satu
engine utama pertumbuhan ekonomi ini terus mengalami performa gemilang dan bahkan kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa,” kata Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/5).
Selain dari neraca perdagangan, kinerja positif juga ditunjukkan pada surplus ekspor sebesar 27,32 miliar dolar AS. Angka ini mampu mengungguli rekor tertinggi pada Maret 2022 yang tercatat mencapai 26,50 miliar dolar AS.
Airlangga menuturkan, kinerja surplus ekspor dipengaruhi oleh tingginya harga komoditas unggulan saat ini, seperti harga CPO sebesar 1.682,7 dolar AS/MT atau tumbuh 56,09% (yoy), batubara sebesar 302,0 dolar AS/MT atau tumbuh 238,83% (yoy), dan nikel 33.132,7 dolar AS/MT atau tumbuh 100,55% (yoy).
Selain itu, program hilirisasi dalam mendorong nilai tambah komoditas di tengah harga yang kian meningkat juga memiliki andil dalam tumbuhnya kinerja ekspor saat ini.
Hal ini dapat terlihat dari aktivitas manufaktur yang terus berada di level ekspansif dengan angka
Purchasing Managers’ Index (PMI) April 2022 di level 51,9 naik dari posisi bulan sebelumnya di level 51,3.
“Selain program hilirisasi, pemerintah akan terus meningkatkan nilai ekspor Indonesia melalui berbagai upaya, salah satunya program promosi ekspor dengan peningkatan kerja sama bilateral dan multilateral. Forum G-20 juga akan dioptimalkan untuk menggali berbagai potensi kerja sama perdagangan dengan berbagai negara,” tutup Airlangga.
BERITA TERKAIT: