Disampaikan pada
Indonesia Pavilion dan
Indonesia Night sebagai rangkaian
World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 di Davos, Swiss, Senin (23/5), Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut keadaan Indonesia sempat mengalami kesulitan dalam dua tahun terakhir.
“Kabar baiknya, Indonesia menunjukkan ketahanannya dan proses
recovery di mana perekonomian Indonesia pada triwulan I tahun ini mencatat pertumbuhan sebesar 5,1 persen yoy,†kata Menko Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/5).
Masih pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyinggung isu global, terutama permasalahan geopolitik yang memberikan tantangan tersendiri bagi Presidensi G20 Indonesia.
Airlangga meminta dunia tidak menutup mata pada permasalahan global lainnya yang terjadi secara simultan dengan konflik Rusia-Ukraina, seperti agenda perubahan iklim dan vaksinasi yang belum merata di seluruh dunia.
Ketua Umum Partai Golkar ini mengamini, adanya perang di Ukraina mempertanyakan eksistensi G20, termasuk perdebatan tentang siapa yang harus atau tidak boleh diundang.
"Sebagai Presidensi G20, kepentingan Indonesia adalah menjaga keutuhan G20. G20 harus dipertahankan sebagai G20, bukan menjadi G19, atau G13,†tegas Airlangga.
Menko Perekonomian juga menekankan pentingnya peran dan kerja sama semua anggota G20 dalam menjaga stabilitas dunia.
“Selama krisis keuangan global 2008, G20-lah yang mencegah ekonomi dunia jatuh lebih dalam ke jurang depresi. Negara-negara yang membentuk G20 terdiri dari dua pertiga dari populasi dunia. Keputusan G20 akan memperbaiki banyak hal di dunia ini,†lanjutnya.
Oleh karenanya, ia berharap semua anggota G20 bisa hadir secara fisik ke Indonesia.
"Sehingga dapat menghasilkan konsensus global demi
recovery dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan sesuai slogan Presidensi G20 Indonesia '
Recover Together, Recover Stronger'," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: