Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rektor UICI: Kita Cemas-cemas Berat Melihat Kesenjangan Antara Idealisme Pancasila dengan Kenyataan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Rabu, 01 Juni 2022, 15:26 WIB
Rektor UICI: Kita Cemas-cemas Berat Melihat Kesenjangan Antara Idealisme Pancasila dengan Kenyataan
Rektor UICI Prof. Laode Kamaluddin/Net
rmol news logo Refleksi kebangsaan digelar Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh hari ini, Rabu (1/6).

Dalam webinar yang digelar mahasiswa UICI bertajuk "Menalar Doktrin Pancasila: Disrupsi Sejarah antara 1 Juni dan 18 Agustus", Rektor UICI Profesor Laode Kamaluddin menyampaikan pandangannya tentang pengkhitmatan Pancasila terhadap kehidupan bangsa.

"Sebagaimana kita ketahui bahwa Pacasila sebagai dasar negara juga adalah ideologi negara. Setiap kali kita merayakan hari kelahiran Pancasila, kita selalu berhadapan dengan perasaan mendua," ujar Laode saat meberikan kata pengantar di acara webinar pada Rabu siang (1/6).

Laode menjelaskan, perasaan mendua yang dia maksud adalah karena Pancasila yang dirumuskan oleh para founding father itu merupakan ideologi negara yang inklusif, yang mampu merekonsiliasikan seluruh perbedaan suku-suku bangsa Indonesia secara humanis.

"Sehingga kita dapat bersatu dalam keadaan yang cukup baik secara ideal. Tapi di lain pihak, kita cemas-semas berat karena ada kesenjangan yang cukup lebar antara idealisme Pancasila dengan kenyataan yang ada," ucapnya.

Sebagai contoh, Laode menyebutkan sejumlah faktor yang menjadi sebab munculnya persepsi kesenjangan yang cukup lebar antara Pancasila dengan realitas kehidupan berbangsa dan bernagara saat ini.

"Ke mana pun kita melangkah, kita melihat fakta-fakta dalam kehidupan kita ini ada pertanyaan, 'apakah betul kenegaraan kita ini sesuai dengan Pancasila atau tidak?' Ini pertanyaan yang selalu membuat kita merenung," ucapnya.

"Karena kita lihat ekonomi dibangun penuh dengan KKN dan nepotisme. Hukum penuh dengan ketidakpastian dan ketidakadilan. Sosial terjadi fragmentasi di antara kita," sambungnya.

Maka dari itu, dengan memperingati Hari Lahir Pancasila hari ini, Laode berharap Indonesia bisa merefleksikan diri sebagai salah satu bangsa yang dibangun dalam sebuah gagasan besar.

Pasalnya, yang dia ketahui hanya ada 3 negara di dunia ini yang dibangun berdasarkan gagasan.

"Pertama, yang paling tua adalah Amerika Serikat dibangun atas dasar Decalaration of Independence gagasannya. Kemudian Indonesia yang dibangun dengan gagasan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, yang didalamnya terakomodasi mulai dari sila pertama sampai sila kelima," paparnya.

Sementara negara ketiga yang dibangun berdasarkan gagasan adalah Uni Soviet dengan mengacu pada manifesto politik komunis.

"Tapi kemudian adalah, pada usianya yang ke-70 tahun manifesto komunis itu bubar karena dibangun atas adasar pemaksaan, sehingga kemudian bubar karena tidak tahan dengan perkembangan zaman," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA