Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Muncul Konvoi Khilafah, GMNI Ingatkan Pemerintah Waspadai Kebangkitan NII

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Rabu, 01 Juni 2022, 22:52 WIB
Muncul Konvoi Khilafah, GMNI Ingatkan Pemerintah Waspadai Kebangkitan NII
Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino/Net
rmol news logo Aksi sekelompok orang yang konvoi motor sambil mengkampanyekan khilafah menjadi viral dan perbincangan di media sosial.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam konvoi itu, para pengendara membawa berbagai atribut hingga poster bertuliskan “Khilafatul Muslimin Wilayah Jakarta Raya, Sambut Kebangkitan Khilafah Islamiyah”.

Merespons hal itu, Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino, memperingatkan agar para penegak hukum dan semua elemen masyarakat mewaspai gerakan tersebut.

Peringatan itu disampaikan Arjuna karena jika tidak ditangani secara serius, maka gerakan itu akan menjadi embrio kebangkitan gerakan yang ingin mewujudkan Negara Islam Indonesia yang pernah terjadi dalam sejarah.

"Bahwa konvoi hingga kampanye terbuka tentang kebangkitan khilafah Islamiyah jika tidak ditangani secara serius bisa menjadi embrio kebangkitan mewujudkan Negara Islam Indonesia yang pernah ada dalam sejarah Indonesia," ungkap Arjuna

Dalam sejarahnya, pendiri dan pengikut Negara Islam Indonesia berupaya keras ingin mendirikan negara islam dan memiliki keyakinan yang kukuh bahwa dirinya tengah berjuang menjalankan perintah Tuhan.

Ketika itu, jelas Arjuna, dalam pengadilan mahkamah darurat perang pada 14-16 Agustus 1962, para pendiri dan pengikut NII terbukti merencanakan menggulingkan pemerintahan Republik Indoensia yang sah yang berdasarkan Pancasila.

Bagi Arjuna, gerakan ini tidak bisa diremehkan dan tidak bisa ditolerir. Sebab, mereka akan bersikukuh melakukan gerakan separatis mendirikan negara islam adalah menjalankan perintah Tuhan.

"Apalagi dalam sejarahnya secara hukum telah terbukti memiliki rencana menggulingkan Pemerintah Indonesia yang sah yang bersendikan Pancasila," tambah Arjuna

Arjuna juga mengungkapkan menurut sejarahwan Jerman Holk H. Dengel gerakan NII di Jawa Barat di tahun 1950an telah bekerjasama dengan tentara APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) yang dikomandoi oleh Westerling.

Bahkan Holk H. Dengel menemukan bukti bahwa gerakan NII waktu itu tengah merintis hubungan diplomatik dengan pemerintah Amerika Serikat (AS), dan Amerika Serikat sempat mengirimkan utusan untuk membicarakan kemungkinan bantuan AS kepada NII. Tapi utusan tersebut berhasil ditangkap pemerintah RI.

“Hasil riset dan temuan para sejarahwan tentang pola dan relasi gerakan NII perlu menjadi perhatian para pemangku kebijakan. Pasalnya, terbukti gerakan mereka bukan semata-mata bersifat lokal, namun transnasional, rawan menjadi proxy ditengah percaturan geopolitik global," jelas Arjuna

Arjuna juga menyoroti kasus baiat NII yang akhir-akhir ini baru saja terjadi di Sumatera Barat. Ditemukan mereka telah membangun Cabang, hingga rutin merekrut dan melatih pasukan.

Catatan Arjuna, Densus 88 telah menemukan bahwa anggota NII mencapai 1.125 orang. Mengacu data Densus 88, sekitar 400 orang di antaranya merupakan personel aktif dan selebihnya nonaktif dan yang sewaktu-waktu bisa diaktifkan. 

NII Cabang IV/Padang terbagi dalam 5 ranting/UD yang masing-masing beranggota sekitar 200 orang. Dari jumlah total di Sumatera Barat, 833 orang tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan 292 orang di Kabupaten Tanah Datar.

“Ini bukan main-main. Mereka tengah menyiapkan kekuatan. Dan kekuatan ini bisa kapan saja akan meledak, bisa melakukan gerakan separatis jika tidak diantisipasi. NII adalah ancaman serius bangsa Indonesia hingga dekade mendatang. Semua elemen masyarakat harus waspada," tutup Arjuna. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA