Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Legislator PAN: Santri Harus Miliki kecakapan untuk Jadi Pelopor Syiar Islam di Ruang Digital

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Sabtu, 04 Juni 2022, 02:19 WIB
Legislator PAN: Santri Harus Miliki kecakapan untuk Jadi Pelopor Syiar Islam di Ruang Digital
Anggota Komisi I DPR RI Slamet Ariyadi/Net
rmol news logo Kalangan pesantren atau santri harus mengembangkan kapasitas memanfaatkan ruang digital di era tranformasi yang kian cepat hari ini. Setidaknya, santri bisa menjadi pelopor dalam syiar Islam di ruang digital

Begitu dikatakan anggota Komisi I DPR RI Slamet Ariyadi dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator, dengan tema "Santri Makin Cakap Digit", Jumat (3/6).

"Apalagi santri identik dengan syiar Islam atau dakwah-dakwah Islam. Mari syiarkan Islam dengan gerakan digitalisasi, manfaatkan kanal-kanal media sosial untuk mensyiarkan Islam," kata Slamet Ariyadi.

Legislator Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan, setidaknya ada empat kompetensi yang harus dimiliki santri agar kreatif dan mampu menjadi pelopor menurut Slamet Ariyadi.

Pertama, katanya, santri harus memiliki skil digital. Yakni, santri harus mampu menjadi pelopor penggerak. Kedua, santri harus mempunyai budaya digital, karena budaya digital perlu dibangun karena santri identik dengan uswatun kasanah.

"Ketiga, santri harus memiliki etika digital, jangan sampai santri termakan hoax dan dampak negatif, santri harus mampu membentengi diri dengan amar makruf nahi mungkar. Keempat, dalam menggunakan digitalisasi diperlukan keamanan agar santri mampu memfilter," terangnya.

Politisi yang melaju ke Senayan dari Dapil Madura ini juga berharap, dengan perkembangan digital yang semakin cepat ini adanya kesadaran dalam diri santri untuk berkembang dan memanfaatkan digital namun dengan tetap mentaati etika.

"Sebagai santri dalam perkembangan digitalisasi ini berharap betul, ada suatu kesadaran diri yang perlu membangun inisiatif bahwa penggunaan media sosial itu memerlukan etika dan menjadi konten kreator yang paham akan budaya digital," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA