Menurut pengamat politik Jamiludin Ritonga, kinerja para menteri idealnya berdasarkan hasil evaluasi sehingga dasar reshuffle lebih didasari pada pertimbangan profesionalisme.
"Menteri yang di reshuffle hanya sebatas yang berkinerja rendah. Jokowi harus berani mereshufflenya tanpa memandang asal partainya," terang Jamiludin yang juga dosen Universitas Esa Unggul ini kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (14/6).
Bagi Jamiludin, perombakan kabinet tidak akan meningkatkan kinerja pemerintahannya Jokowi bila atas pertimbangan akomodir politik. Misalnya, melakukan
reshuffle hanya untuk mengakomodir menteri dari PAN.
"Kalau
reshuffle atas pertimbangan tersebut, maka sebanyak apapun
reshuffle dilakukan kinerja kabinet tidak akan meningkat," analisa Jamiludin.
Dalam pandangan manyan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini, Jokowi harus menuntaskan semua janji politiknya saat berkampanye. Apalagi, waktu yang sudah semakin dekat.
"Tentu janji-janji politiknya akan sulit diwujudkan bila kabinet Jokowi hanya berdasarkan pertimbangan akomodir politik," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: