Merespons hal itu Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Neni Nur Hayati menjelaskan bahwa Pemilu adalah sarana kontestasi politik untuk berlomba dalam kemaslahatan dan kebaikan bersama, bukan perlombaan yang saling menjatuhkan dan menebarkan kebencian sesama anak bangsa.
Bagi Neni, Pemilu juga menjadi sarana menjaga keutuhan bangsa, mempererat nilai persatuan dan kesatuan.
"Buatlah bangsa ini sehat dengan politik yang menjunjung tinggi nilai etika, keadaban dan moralitas," demikian penekanan Neni.
Ia pun mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersinergi, kolaborasi, bertransformasi dan berpartisipasi aktif dalam mengawal proses penyelenggaraan pemilu yang berintegritas dan berkualaitas.
Selain itu, Neni mendorong penyelenggara Pemilu transparan dan akuntabel pada setiap proses sub tahapan yang akan digelar. Secara teknis Neni menyarankan kepada Penyelenggara Pemilu membuka kanal-kanal media komunikasi dan informasi lebih luas lagi.
Tujuannya, kata Neni agar dapat memudahkan masyarakat untuk ikut serta memantau jalannya tahapan Pemilu 2024, termasuk merangkul kelompok-kelompok rentan sebagai ikhtiar mewujudkan inklusivitas dalam Pemilu.
Selain itu, ia berharap para penyelenggara Pemilu melaksanakan setiap tahapan Pemilu secara professional dan independen.
"Mendorong pemerintah dan DPR untuk memberikan dukungan penuh anggaran penyelenggaraan Pemilu," terang Neni.
Terakhir ia mengingatkan elite partai politik menjaga integrasi nasional dengan mencari titik temu di tengah ancaman dan tantangan disintegrasi bangsa agar keutuhan tetap terjaga.
"Dengan mengimplementasikan politik adiluhung bukan politik pragmatis apalagi oportunis. Sifat angkuh, ambisius dan oportunis akan merusak demokrasi di Indonesia," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: