Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Siti Ruhaini: Untuk Akselerasi Perubahan, Muhammadiyah Aktif Internasionalisasi Gerakan Islam Berkemajuan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Sabtu, 18 Juni 2022, 14:31 WIB
Siti Ruhaini: Untuk Akselerasi Perubahan, Muhammadiyah Aktif Internasionalisasi Gerakan Islam Berkemajuan
Aktivis perempuan Muhammadiyah Profesor Siti Ruhaini Zuhayati dalam acara Pengajian Umum Muhammadiyah bertajuk “Kalender Islam Global dan Internasionalisasi Muhammadiyah” pada Jumat malam/Net
rmol news logo Pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan sejak awal mendirikan persyarikatan Muhammadiyah pada 18 November 1912, telah memperkenalkan visi Islam di Muhammadiyah yang disebut dengan Islam Berkemajuan.

Maknanya, transformasi Islam menuju khoiru ummatin yang memiliki misi Islam Berkemajuan yang progresif, bukan sekedar modernis. Sebab, modernis itu bisa bersifat statis.

Demikian disampaikan aktivis perempuan Muhammadiyah Profesor Siti Ruhaini Zuhayati dalam acara Pengajian Umum Muhammadiyah bertajuk “Kalender Islam Global dan Internasionalisasi Muhammadiyah” pada Jumat malam (17/6).

“Tujuan daripada misi Islam Berlemajuan itu tercapainya Islam Rahmatan Lil Alamin yaitu mengakselerasi perubahan menuju yang lebih baik dan mencapai yang terbaik melalui konsep fastabiqul khairat dalam Surat Al-Baqarah ayat 148,” kata Siti Ruhaini.

Dia mengatakan, Muhammadiyah yang kini telah memiliki Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di 27 negara di berbagai belahan dunia, secara aktif dan konsisten melakukan upaya internasionalisasi Islam Berkemajuan sebagaimana menjadi karakter persyarikatan yang telah berdiri satu abad lebih ini.

Gerakan Pelintas Zaman Muhammadiyah ini adalah satu komitmen otentik Muhammadiyah terhadap nasionalisme religius yang berkontribusi pada terwujudnya Indonesia yang demokratis serta komitmen multikulturalisme tang kuat.

Itu sekaligus mengokohkan komitmen Muhammadiyah bahwa nasionalisme terhadap Indonesia sebagai Daarul Ahdi Was Syahadah adalah fondasi yang sangat kuat pada saat Muhammadiyah melakukan proses internasionalisasi.

“Itu pula yang membuat kepercayaan internasional kepada Islam Berkemajuan Muhammadiyah yang moderat wasathiyah, inklusif, progresif dan tentu saja kompatibel atau berkesesuaian dengan nilai-nilai universal tentang kesetaraan manusia keadilan persaudaraan dalam menciptakan keamanan dan keadilan,” tuturnya.

“Muhammadiyah misalnya berpartisipasi sangat aktif di dalam misi perdamaian di Palestina Philiphina dan juga Afghanistan,” imbuh mantan Staf Khusus Presiden RI Bidang Keagaamam Internasional ini.  

Tak hanya itu, Siti Ruhaini juga menyebut Muhammadiyah terlibat aktif dalam pemberian otorisasi lembaga pendidikan di beberapa negara antara lain Australia Malaysia kemudian di Philipina. Teranyar, tokoh Muhammadiyah juga telah menginisiasi sekolah di Amerika Serikat.

Selanjutnya, komitmen Muhammadiyah di dalam memastikan kesesuaian antara Islam Berkemajuan Muhammadiyah dengan nilai-nilai universal di dalam deklarasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Demikian juga dengan deklarasi Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

“Saya ditunjuk sebagai Ketua Komisi HAM OKI sejak 2012-2014. Saya kira ini merupakan suatu pengakuan internasionalisasi kemampuan Indoensia di dalam mengelola Islam Moderat, Berkemajuan sekaligus saya meniatkan ini adalah kontribusi dari kader persyarikatan di dalam proses internasionalisasi ini,” katanya.

“Dalam tiga tahun itulah saya mencoba mengaplikasikan prinsip-prinsip Islam Berkemajuan di dalam membangun perspektif Islam di dalam Komisi HAM OKI yang itu mencakup 57 negara,” demikian Siti Ruhaini yang juga Tenaga Ahli Utama KSP 2020-2024 ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA