Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam mengatakan bahwa Surya Paloh selaku Ketua Umum (Ketum) Nasdem dianggap akan kesulitan mencari mitra koalisi. Alasannya, karena bakal calon presiden yang diusungnya berdasarkan pertimbangan sepihak tanpa persetujuan bersama-sama dengan mitra koalisi lainnya.
"Apalagi kita tahu suara Partai Nasdem belum mencukupi untuk mengusung calon presiden sendiri, di mana ia harus melakukan koalisi dengan Parpol lainnya," ujar Saiful kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (19/6).
Saiful menilai, bisa jadi nantinya jika kandidat yang dijagokan oleh Nasdem mentok dan tidak mendapatkan dukungan dari mitra koalisi partai politik (Parpol) lainnya, maka Nasdem akan ditinggal parpol lainnya.
Akibatnya kata Saiful, bisa jadi tidak menutup kemungkinan Nasdem harus merelakan kandidat yang dijagokannya justru lebih dahulu diusung oleh parpol lain yang tidak sejalan dengan langkah Partai Nasdem.
"Justru tidak memberikan keuntungan apapun bagi Partai Nasdem, karena kita tau kandidat yang dijagokan oleh Nasdem bukanlah kader partai sendiri, sehingga sangat mungkin yang bersangkutan tidak loyal kepada nasdem," kata Saiful.
Apalagi menurutnya, terhadap calon yang diusung oleh Nasdem, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa belum mendapatkan kesediaan dan kontrak politik yang jelas antara Nasdem dengan ketiga tokoh tersebut.
"Ujung-ujungnya kalau kemudian mentok, bisa jadi pada akhirnya pilihannya adalah pilihan pragmatis yaitu Surya Paloh mengajukan dirinya sendiri sebagai calon atau kandidat dalam pertarungan 2024 yang akan datang," pungkas Saiful.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: