Hal itu dia sampaikan saat memberikan sambutan pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) DPP PKS, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (20/6).
“Kita juga memasuki fenomena baru dalam politik Indonesia yaitu terjalinnya koalisi antar partai tanpa didahului oleh tokoh calon presiden dan calon wakil presidennya,†demikian kata Syaikhu.
Menurutnya, dalam sistem presidensial yang dianut Indonesia, calon presiden merupakan episentrum yang akan menarik pergerakan koalisi partai politik, namun saat ini terjadi perbedaan fenomena politik yang sangat signifikan.
“Biasanya yang menarik partai-partai itu calon presiden, tetapi saat ini partai-partai yang berusaha menarik siapa Capres dan Cawapresnya. Kenapa karena masing-masing mungkin masih belum yakin akan bisa menyalonkan sendiri dalam koalisi,†katanya.
Oleh karena itu, kata Syaikhu, PKS melakukan silaturahmi politik, untuk mencari mitra koalisi yang setara dengan PKS dan juga memiliki platform pembangunan yang sama dengan PKS.
Terkait partai apa yang menjadi mitra, Syaikhu memastikan bahwa partainya akan berkoalisi dengan partai yang sama-sama ingin membawa perubahan.
"Oleh karena itu, DPP PKS terus membuka keran komunikasi politik dengan pimpinan-pimpinan partai-partai politik yang lain,†ujarnya.
"PKS Sangat terbuka untuk duduk bersama mengusung politik kebangsaan politik negarawan politik kolaborasi yang mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan kelompok dan golongan,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: